Ketika sedang berkuda, Elisabeth terlihat sangat marah dan Elisabeth langsung berpacu hebat tanpa dipandu oleh Sarena. Sarena yang ada diatasnya terlihat kacau, beberapa orang mengira bahwa Sarena yang memacu kudanya agar berpacu hebat, namun tidak ada yang tahu jika ternyata Elisabeth yang begitu marah dan gelisah.
Sarena terus menerus terbanting-banting diatas kuda, walaupun genggamannya erat sekali di tali kuda. Sarena berusaha meminta tolong, namun Elisabeth terus merongrong.
Akhirnya Giozan yang menyadarinya, bahwa Sarena tengah dalam bahaya. Giozan lalu memacu kudanya dan menghampiri Sarena yang saat ini ingin menangis.
Giozan terus mengikuti kemana Elisabeth pergi dan Giozan mengulurkan tangannya.
“Saren, ayo cepat genggam tanganku,” kata Giozan.
“Aku … aku takut,” lirih Sarena
