Curiga

1100 Kata
Sarena hendak masuk ke lift ketika semua orang sudah pergi, Sarena melihat seseorang tengah berdiri di dalam ruang kerja ayahnya. Sarena menautkan alis, ia terus mendekat dan tibalah ia didepan pintu ruang kerja ayahnya, Sarena tersenyum bahagia ketika melihat Jeffry yang memunggunginya dan tengah mencari sesuatu. Sarena melihat ada CCTV, niatnya untuk masuk dan menanyakan apa yang sedang kekasihnya itu lakukan terhenti. Rumahnya memang dipenuhi CCTV. Jadi, tidak ada kesempatan bagi Sarena untuk menyapa kekasihnya itu. Beberapa saat kemudian, Jeffry memukuli meja begitu keras lalu berbalik dan melihat Sarena. Jeffry membulatkan mata, ia sedang menjalankan rencananya, namun Sarena ada di depan sana. Sarena hendak berbalik pergi, namun langkahnya terhenti ketika seseorang menarik lengannya dan masuk ke ruangan ayahnya. Jeffry memeluk Sarena dari belakang dan membuang napas halus. “Aku merindukanmu,” bisi Jeffry. Sarena melepaskan pelukan Jeffry, “Kamu apa-apaan sih, di ruangan ini kan ada CCTV. Lihat ada empat sisi.” “Semuanya rusak,” jawab Jeffry. “Ha? Rusak?” “Iya. Rusak.” Jeffry mengangguk. “Kok bisa?” “Ya aku juga kurang tahu. Memang sudah waktunya rusak. Aku akan memanggil orang untuk membenarkannya.” Jeffry menjawab dengan tenang. “Jadi, aku bisa memelukmu kapan pun.” Sarena tersenyum dan menganggukkan kepala, lalu memeluk Jeffry dengan tenang. Sarena senang sekali setiap ada waktu berdua seperti ini. Inikah yang dinamakan cinta? Cinta merupakan salah satu hal terindah yang dianugerahkan Tuhan kepada manusia. Cinta dapat membuat seseorang bisa tertawa, dan karena cinta juga seseorang bisa menangis. Memiliki pengalaman cinta romantis atau cerita cinta yang berbeda antara satu dengan yang lain adalah hal lumrah yang bisa dialami setiap insan. Namun, Sarena baru pertama kalinya merasakan yang namanya gugup, malu dan terkadang menangis karena terharu. Ia terharu atas sikap manis Jeffry. Kebahagiaan yang di berikan Tuhan untuknya benar-benar indah. Sangat indah. Sehingga jika itu mimpi, ia tak ingin terbangun dari mimpi ini, ia tidak membutuhkan harta dan semua hal yang ada didunia ini, yang ia inginkan hanya hidup berdua bersama Jeffry. Itu sudah cukup. Ia hanya membutuhkan cinta, walaupun ia sempat tak percaya pada seorang lelaki karena sikap ayahnya yang sangat mempermainkan mendiang ibunya. “Jangan berubah, ya,” ucap Sarena. “Aku tidak akan berubah. Aku akan selalu ada untuk kamu,” jawab Jeffry lalu melepaskan pelukannya, lalu berkata lagi, “Aku pergi dulu. Ayahmu nanti mencariku. Kamu di rumah saja dan jangan kemana-mana.” “Kamu tidak ke luar kota kan?” tanya Sarena mendongak menatap sang kekasih. “Coba tanya ayahmu,” jawab Jeffry. “Tapi—” “Aku tidak akan menghilang tanpa kabar, aku pasti memberitahumu kalau aku akan ke luar kota.” Sarena mengangguk. Ia menarik napas dalam-dalam, ia kesal pada ayahnya yang selalu ke luar kota dan memisahkannya dengan Jeffry, tapi itu tidak masalah, ini tidak membuat hubungan mereka renggang. “Aku pergi dulu ya,” kata Jeffry lalu mengecup puncak kepala sang kekasih. Sarena mengangguk dan membuang napas halus. Ia senang sekali tadi karena menerima pelukan Jeffry, laki-laki yang selalu ia rindukan. Sarena keluar dari ruangan sang Ayah ketika melihat Jeffry sudah keluar lebih dulu dan sudah menjauh. Sarena kembali masuk ke kamarnya. “Kapan aku bisa menikah? Apakah Daddy akan merestuiku?” tanya Sarena pada dirinya sendiri. *** “Darimana saja kamu?” tanya Rejal pada sang asisten yang tanpa ia ketahui tengah memacari putrinya. “Mencari dokumen yang Anda minta.” “Kenapa lama sekali?” “Nona Saren datang dan menanyakan banyak hal.” “Apa yang dia tanyakan?” “Apa yang saya lakukan di ruangan Anda dan apa yang saya ambil dari ruangan Anda.” “Lalu?” “Setelah itu saya jawab saja.” “Okee. Kerja bagus.” Rejal mengangguk. “Hari ini kita akan ke California.” Jeffry menoleh dan menatap bossnya. Jeffry akan berpisah lagi dengan Sarena? Perempuan yang ia manfaatkan untuk mencapai tujuannya? “Berapa lama kita di California, Tuan?” tanya Jeffry. “Sampai semua urusan kita selesai. Bisa cepat, bisa lama.” Jeffry mengangguk. Rejal menoleh dan melihat asistennya itu. Asisten yang direkomendasikan pamannya untuk menjadikannya orang kepercayaannya. Rejal percaya kepada Jeffry dan tidak ada satupun rahasia yang Rejal sembunyikan dari asistennya itu. Dulu, Rejal memang melakukan kesalahan, ia menjadi murka dan membunuh satu keluarga Maxime, Rejal tahu bahwa anak sulung atau ahli waris keluarga Maxime berhasil kabur dari kepungannya. Semua hal sudah ia siapkan untuk mencapai tujuannya. Yang ia inginkan, keluarga Fandrana satu persatu terbunuh ditangannya. Dan, kehilangan harta mereka. “Dad, pagi,” ucap Sarena yang masuk ke ruang keluarga arah Barat. “Saren? Kamu di rumah?” “Memangnya aku mau kemana lagi, Dad? Kalau bukan di rumah?” tanya Sarena mencuri pandang pada kekasihnya. “Tunggu saja Giozan atau Willy. Mereka akan kemari sepertinya.” “Dad, kenapa daddy menyuruh dua laki-laki itu kemari? Aku jadi seperti orang yang play loh.” Sarena menggeleng lalu duduk disebelah ayahnya yang tengah membaca majalah bisnis. “Kalau begitu pilih saja. Giozan atau Willy.” “Dad, aku tidak mau sama mereka,” geleng Sarena. “Lalu? Kamu maunya sama siapa?” “Kalau sama asisten Daddy sih aku mau,” kekeh Sarena berusaha terlihat bercanda didepan sang Ayah. Sementara Jeffry sudah membelalak karena Sarena sudah mulai terang-terangan. “Maksudnya … Jeffry?” tanya sang Ayah dengan menoleh melihat Jeffry. “Hehe. I’m just kidding, Daddy,” kekeh Sarena. “Katakan sejujurnya. Kamu menyukai Jeffry? Ya Daddy akui dia memang tampan. Tapi, kamu benar menyukainya?” Sarena menoleh melihat Jeffry yang saat ini kebingungan, apa yang harus ia katakan? Tidak mungkin ia membiarkan Sarena mengatakan hal itu, ia bisa kehilangan posisi ini sementara tujuannya belum tercapai. Jeffry tertawa kecil dan berkata, “Tidak mungkin seorang Nona Saren menyukai saya yang tidak memiliki apa-apa ini.” Sarena mengangguk. “Benar. Saya tidak akan mungkin menyukaimu.” Rejal sepertinya mencurigai sesuatu, ia terus menoleh bergantian melihat Sarena dan Jeffry, sepertinya keduanya memiliki hubungan khusus yang berusaha disembunyikan oleh keduanya. Rejal diam saja, ia tidak mau lagi membahas ini, kalau benar sang putri suka pada Jeffry atau memiliki hubungan dengan Jeffry, kemungkinan akan menjadi pertentangan keluarga. Dan, tradisi keluarga akan tercoreng. Anggota keluarga Fandrana selama ini menikah dan dijodohkan dengan yang sama derajatnya. Kalau nantinya malah dikacaukan oleh Sarena, apakah tidak akan menjadi konflik? Rejal mendesah napas halus, ia menoleh sesaat melihat putrinya yang saat ini mengelus leher belakangnya. Semua hal yang terjadi, haruskah dihancurkan begitu saja? “Daddy kenapa?” tanya Sarena. “Daddy tidak apa-apa. Daddy mau ke California sore ini.” “Apa? Ke California?” Sarena mendongak menatap wajah sang kekasih. Jeffry diam saja dan hanya menundukkan kepala.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN