“Kalau kamu memutuskan untuk ikut suamimu maka pergilah. Biarkan aku di sini bersama Giovany.” Pria paruh baya itu bersuara setelah kehengingan di kamar itu. Seharusnya Fiona bahagia bisa ikut pulang bersama suaminya tetapi hatinya begitu berat ketika dia mendengar ucapan Pamannya. Sementara, Rafael tidak bisa menahan dirinya untuk menyusul Fiona di kamar Wilson. Pada akhirnya, dia mendorong pintu kamar hingga membuat Fiona menoleh. “Apa yang kamu lakukan?” “Aku hanya ingin bilang ke Paman bahwa rumahku sekarang adalah rumah Fiona. Aku telah mengalihkan pemilik rumah itu atas namaku. Maka, rumah itu menjadi miliknya. Jadi, Fiona bisa tinggal selamanya di sana. Jika Paman, tidak bersedia pulang bersama kami. Tidak masalah. Kami akan menjenguk Paman di sini.” Rafael berkata dengan tenan