Rafael mengurai pelukannya dari Fiona sebelum dia memutar Fiona. “Kita duduk, yuk. Kau harus percaya bahwa Erdo akan baik-baik saja.” Dia menuntun Fiona untuk duduk di kursi itu. “Semua ini salah aku! Jika aku tidak terlambat menjemputnya di sekolah, mungkin ini gak akan terjadi.” Fiona bergumam dengan sedih. “Tidak, ini salahnya aku bukan salah kamu. Sudah ya, jangan menyalahkan dirinya sendiri. Kita berdoa, yuk.” Rafael menghiburnya ketika dia menarik kepala wanita itu dengan penuh kasih sayang. Rafael membelai kepala Fiona dengan penuh kasih sayang saat dia menghiburnya. Fiona sudah lama tidak merasakan belaian dari pria ini. Tangannya reflek melingkar pinggang Rafael setelah itu. Dokter tiba-tiba masuk ke ruangan Erdo untuk mengecek keadaannya. Tidak lama kemudian, dokter ke