Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Pernikahan mereka tak dirayakan lagi. Menik masih trauma dengan perayaan pernikahan yang hancur karena insiden yang nyaris menewaskannya. Jadi Alfonzo mengikuti keinginan istri kecilnya untuk menikah secara hukum saja. “Apakah kamu tak menyesal kita harus menikah seperti ini?” tanya Alfonzo saat mereka dalam perjalanan ke rumah, sekembalinya dari kantor catatan sipil. Menik mengangguk dengan mata berbinar. “Ndak penting bagaimana prosesnya, yang penting Menik sudah menikah dengan Paman.” “Hmmm, Paman?” protes Alfonzo secara halus. “Terus manggil apa?” tanya Menik bingung. “Suamiku? Sayang?” pinta Alfonzo blak-blakan. Menik menyeringai malu. “Suamiku .... Terdengar aneh.” “Kau harus membiasakan diri dengan k
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari