87. Sempurna

1517 Kata

Pernikahan mereka tak dirayakan lagi. Menik masih trauma dengan perayaan pernikahan yang hancur karena insiden yang nyaris menewaskannya. Jadi Alfonzo mengikuti keinginan istri kecilnya untuk menikah secara hukum saja.            “Apakah kamu tak menyesal kita harus menikah seperti ini?” tanya Alfonzo saat mereka dalam perjalanan ke rumah, sekembalinya dari kantor catatan sipil.            Menik mengangguk dengan mata berbinar. “Ndak penting bagaimana prosesnya, yang penting Menik sudah menikah dengan Paman.”            “Hmmm, Paman?” protes Alfonzo secara halus.            “Terus manggil apa?” tanya Menik bingung.            “Suamiku? Sayang?” pinta Alfonzo blak-blakan.            Menik menyeringai malu. “Suamiku .... Terdengar aneh.”            “Kau harus membiasakan diri dengan k

Cerita bagus bermula dari sini

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN