POV DARMAWAN : MAAFKAN AYAH

1017 Kata
Saat pertama kali aku di hadapkan pada kenyataan bahwa perusahaan ku bangkrut. Aku tidak tau harus berbuat apa untuk mempertahankan semua asset berhargaku. Bahkan pabrik bonekaku terpaksa aku jual juga demi membayar semua kerugian yang di derita. Hanya tersisa uang untuk membeli rumah kecil dan motor untukku menjadi ojek online. Yang lebih menyedihkan adalah, Paramitha istriku. Dia seketika jatuh sakit bahkan sampai stroke karena dia syok dan tidak siap menerima keadaan kami. Lalu, beberapa bulan kemudian Paramitha di nyatakan menderita kanker. Rasanya, aku ingin mati saja. Aku tidak sanggup menerima semua kenyataan ini. Usaha yang aku bangun dengan susah payah. Dari nol. Dari cucuran keringat dan air mata. Hilang begitu saja dalam sekejab mata. Dan, sore itu saat aku sedang mencari nafkah, orderan masuk ke aplikasiku. Aku segera menelpon custumer dan bergegas menjemput di titik penjemputan. Ternyata dia adalah Valentina. Salah seorang kawanku ketika di bangku SMU dulu. Tidak di nyana dia adalah seorang mucikari kelas kakap. Orang- orang yang memesan wanita panggilan kepadanya bukan orang sembarangan. Melainkan pejabat- pejabat, pengusaha , konglomerat yang tentu tidak sayang untuk mengeluarkan uang puluhan juta sekali bersenang- senang. Dan, ketika aku pulang. Aku menatap istriku yang terbaring lemah seolah menanti ajal. Lalu aku melihat putri sulung ku. Dia ternyata sudah tumbuh menjadi seorang wanita yang cantik luar biasa. Meskipun tidak pernah perawatan di salon seperti dulu. Namun, kecantikan Tatiana adalah kecantikan yang begitu alami. Dan, entah apa yang merasuki ku saat itu. Dengan cepat aku menghubungi Valentina dan meminta nya untuk mencari pembeli kesucian putriku. Dan di luar dugaan, asa yang mau membeli 150 juta. Aku sedikit bimbang saat itu. Tapi, aku tidak mau Paramitha pergi. Maka aku kuatkan hatiku. Aku paksa Tatiana untuk melayani lelaki hidung belang itu. Aku tau, pasti perasaan Tatiana hancur. Masa depannya hancur. Tapi, aku juga tidak mau istriku tercinta meninggal tanpa usahaku untuk membawa nya berobat. Dan aku semakin ketagihan. Saat pundi- pundi rupiah mulai masuk ke rekening ku. Bukan hanya jutaan. Tapi, puluhan juta. Bahkan istriku pun bisa aku bawa berobat dan ia berhasil sehat. Dan dinyatakan sembuh dari kankernya. Bahkan, aku berhasil mengumpulkan 500jt di dalam tabunganku. Dan itu adalah hasil menjual Tatiana. Aku berencana akan kembali membangun perusahaan ku dengan uang yang ada. Mungkin tidak langsung besar, tapi, setidaknya itu cukup dan bisa lebih banyak memghasilkan daripada aku menjadi ojek online.. Namun, di luar dugaan. Hans , lelaki yang pertama kali membeli Tatiana ternyata dulu adalah rekan bisnisku. Kami.memang belum pernah bertemu secara langsung, karena selama ini selalu anak buah Hans yang menjadi penghubung dengan perusahaan ku. Dan, Hans berniat untuk menikahi Tatiana. Tentu saja aku tidak menolak. Terlebih Hans adalah seorang konglomerat. Dia bisa membuatku berjaya kembali. Dan, yang terpenting adalah dia mau menikahi Tatiana. Bahkan dia juga tidak melarang Tatiana untuk kuliah . Bahkan dia akan membiayai kuliah Tatiana. Meskipun hanya menjadi istri kedua, tapi toh Tatiana akan di nikahi secara resmi. Bukan menikah siri. Meskipun nanti mereka bercerai, status Tatiana jelas. Dia janda bukan gadis yang tidak suci apalagi wanita panggilan. Hans membelikan rumah sebagai bukti keseriusan nya. Bahkan rumah itu di beli atas nama Tatia. Dan Hans juga yang membuat aku bisa kembali membangun usahaku. Semua modal Hans yang menanggung. Sehingga uang 500 juta yang tadinya akan aku gunakan sebagai modal, aku depositokan atas nama Okatavius anakku. Aku pikir saat kami pindah rumah dan kondisi ekonomi kami membaik, semua akan kembali seperti dulu. Ternyata aku salah. Tidak ada lagi canda tawa yang tercipta di meja makan saat kami makan bersama. Cecilia dan Oktavius memang masih sering bercerita tentang segala kegiatan mereka seperti biasa. Namun, tidak dengan Tatiana. Ia menjadi pemurung. Jarang bicara. Bahkan ia selalu menghindar dariku. Tak pernah lagi dia memelukku penuh cinta seperti biasa. Tidak ada lagi senyum dan tawa cerianya yang khas. Bahkan Paramitha pun mulai ikut- ikutan irit bicara. Terlebih setelah aku sedikit memaksa Tatiana agar menikah dengan Hans. Aku tidak mungkin bercerita bahwa Tatiana pernah menjadi wanita panggilan. Bahkan aku sendiri yang sudah menjerumuskan nya. Aku tidak bisa membayangkan jika Istri dan anak- anakku sampai tau apa yang telah aku lakukan. Mereka mungkin akan mengutukku. Bahkan mungkin akan membenciku. Kehilangan senyum Tatia saja sudah membuat aku begitu merasa berdosa. Apalagi jika aku kehilangan senyum.seluruh anggota keluargaku. Dan ketika hari itu tiba , aku sendiri yang menikahkan Tatiana kepada Hans. Aku percayakan putri sulung ku kepada lelaki pertama yang telah membelinya. Istri pertama Hans pun hadir. Bahkan pernikahan mereka di adakan resepsi secara besar-besaran. Bahkan mengundang banyak tamu- tamu penting. Penjabat- pejabat yang berpengaruh. Bahkan artis- artis terkenal turut hadir dalam acara resepsi putriku. Aku melihat Tatiana begitu cantik dengan gaun Cinderella yang begitu cantik dan sepatu kaca yang selalu menjadi impiannya. Tatiana selalu memimpikan bahwa ia akan menikah dengan gaun Cinderella dan sepatu kaca yang cantik. Cinderella memang tokoh kartun favorit Tatiana. "Ayah, kalau nanti aku menikah, aku mau gaun seperti ini. Gaunnya cantiik sekali. Trus liat sepatu kacanya ayah, aku mau nanti aku memakai sepatu kaca yang seperti ini ya ayah." "Hmmm, nanti kalau sudah waktunya akan ada pengeran yang gagah dan tampan datang untuk menjadikan putri ayah yang paling cantik menjadi seorang ratu." "Kalau nanti aku menikah, aku mau di dampingi oleh ayah dan ibu." "Tentu saja, sayang. Ayah akan mengantarkan mu di pelaminan nanti dan ayah akan memberikan mu kepada pangeran pujaan hatimu." Ah, aku selalu ingat percakapan kami ketika Tatiana baru berusia 8 tahun. Aku selalu memimpikan Tatiana akan menikah dengan lelaki pujaan hatinya. Lelaki yang baik, gagah dan seumuran tentunya dengan Tatiana. Namun,aku telah mengingkari janjiku kepada Tatiana. Aku bukan menyerahkan putriku kepada seorang pangeran tampan, tapi aku menyerah nya pada lelaki yang lebih pantas menjadi ayahnya. Kendati Hans memang tidak terlihat tua. Tapi, tetap saja bukan jodoh yang pas juga untuk Tatiana. Tapi, aku tidak mau Tatiana kelak akan kesulitan mendapatkan jodoh karena dia sudah tidak suci lagi. Maka,menikah dengan Hans adalah pilihan yang paling tepat. Semoga saja kamu kelak bisa memaafkan ayah, nak. Ayah tau, kesalahan ayah padamu tidak mudah untuk di maafkan. Tapi, dari dalam lubuk hati ayah yang terdalam ayah menyesali semuanya. Saat ini ayah hanya bisa mendoakan agar pernikahan mu bahagia nak.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN