“Jam berapa Qeel?” tanya Drian pada Shaqeel yang lebih dulu bangun darinya. Shaqeel bahkan sudah mencuci wajahnya saat Drian baru mengucek mata. “Jam sembilan.” “Lo mau kemana?” “Ke Rhea, mau makan.” Shaqeel juga tidak akan bangun jika dua wanita paling cerewet dalam hidupnya tidak membuat ponsel pria itu sibuk sepagi ini. Mama yang tidak menemukan putranya sudah bisa menebak bahwa Shaqeel pulang ke apartemen adiknya tapi ternyata sang adik juga tidak tau dimana pria itu tidur semalam. Jadilah keduanya sibuk menghubungi Shaqeel Arsyad yang ternyata tidur di samping sahabat baiknya. “Qeel,” panggil Drian lagi sambil menguap. “Apaan? Mau nebeng makan, lo?” Drian mengangguk, “Suruh adek lo ke sini aja, ngapain kita ke tempat dia? Tetanggan gini juga,” ucapnya sembari bangkit dari posisi