Sarapan sudah siap. Semuanya sudah tersaji di meja pantry, sepiring besar nasi goreng. Vivi hanya membuat itu saja sebagai menu santapan mereka pagi ini, menu yang paling praktis dan cepat. Bukannya dia malas untuk memasak sarapan, hanya saja seluruh tubuhnya masih terasa sakit sampai sekarang. Bara tidak menghentikan pelayaran mereka sampai jam tiga dini hari. Itu pun sepertinya Bara tidak berniat untuk berhenti kalau dia tidak menangis meminta berhenti. Sungguh, Bara terkadang sangat keterlaluan. Dia tidak mengerti, Bara seolah selalu memiliki cadangan tenaga untuk aktivitas yang berbau ranjang. Vivi mengembuskan napas melalui mulut pelan. Melirik ke arah pintu yang menghubungkan dapur dan ruang keluarga, decakan kesal keluar dari mulutnya. Bara tidak terlihat menuruni tangga. Dari pos