Aku memasuki ruang rawat inap Ben siang ini. Ya, Paman Ridwan memang benar-benar menjemputku di kantor, dan membawaku ke rumah sakit setelahnya. Kulirik lelaki yang tadi meneleponku. Siapa lagi jika bukan Bara. Mengetahui kehadiranku, lelaki itu beranjak berdiri. "Akhirnya kau datang juga, Si! Kami sudah menunggumu," ucapnya. Kuputar bola mata malas dan tak berniat menjawab perkataannya. "Jadi ... kalian sudah siap atau masih harus menunggu apa-apa lagi?" Aku justru bertanya. Dapat kulihat koper milik Ben tergeletak di samping sofa. Lalu ada sebuah kursi roda di sebelah ranjang yang ditiduri oleh Ben. "Kami hanya menunggumu. Dan, karena kau sudah datang, sebaiknya kita pulang sekarang." Ben yang berkata demikian dan aku hanya mengangguk meng-iyakan. Bara dan Paman Ridwan membantu Ben