“Ini kamarku bukan kamar Lizzie." jawab Daryl "Kamar Lizzie juga." sahut Enid. "Tidurlah.” Daryl tidak ingin memperpanjang obrolan yang tak jelas arahnya. "Di kamarku." pungkas Enid. "Enid, di rumah ini tidak ada kamarmu. Jadi tidurlah di tempat yang aku inginkan." Enid memasang raut kecut, menepis tangan Daryl yang hendak membantunya berbaring. "Jangan membuatku marah." Ucap Daryl tak menerima saat Enid menepis kasar tangannya. Ia menarik selimut untuk menyelimuti gadis itu. Daryl duduk di bibir ranjang mengusap lembut surai Enid. “Hentikan. Jangan membuatku berharap.” Enid kembali menepis tangan Daryl. Ia mengubah posisi tidurnya membelakangi Daryl. Daryl mengulum senyum. "Berharap apa?" tanyanya penasaran. “Lupakan.” Ketus Enid. Enid tidak perlu menjelaskan apa maksud dari u