Prolog
"Zio, Mami sudah atur pertemuan kamu dengan anak teman Mami. Kali ini kamu nggak boleh banyak alesan dan harus datang ke sana! Dia cantik, Zio, tipe kamu banget," ujar seorang wanita setengah baya berambut hitam kemerahan.
Pria yang dipanggil Zio itu hanya melenggang tanpa mau mendengarkan apa yang selanjutnya sang mami katakan. Zio sudah hafal di luar kepala apa yang akan selanjutnya terjadi.
"Zio, kamu dengerin Mami nggak sih?!"
"Mami tau apa sih tentang tipe Zio? Udah deh, Mami nggak usah buang-buang waktu dan tenaga Mami buat hal kayak begini, percuma karena Zio nggak akan pernah mau!" Pria itu menghela napas kasar lalu meraih tas kerjanya. "Zio berangkat dulu, ada meeting penting."
Setelah berpamitan dengan paksa karena maminya belum selesai bicara katanya, Zio bergegas melajukan mobilnya menuju kantor. Zio menghela napas lelah, ia menyandarkan punggungnya pada sandaran jok. Namun tiba-tiba saja ia menginjak rem mendadak ketika seseorang menyebrang jalan sembarangan.
"s**t!"
Zio mengumpat, hampir saja ia menabrak seseorang. Pria bergegas keluar ketika melihat orang itu terjatuh. Apa ia sudah menabraknya?
"Kamu nggak apa-apa?" tanya Zio lalu berjongkok memegang bahu seorang gadis berseragam SMA.
Gadis itu mendongak.
"Kamu nggak apa-apa?" ulang Zio, menyadari jika wajah gadis itu pucat.
Gadis itu tidak menjawab. Perlahan matanya tertutup dan gadis itu jatuh pingsan. Dengan
sigap Zio meraih gadis itu ke dalam pelukannya agar gadis itu tidak jatuh.
"Hey, bangun." Zio menepuk pipi gadis itu. Tanpa pikir panjang, Zio menggendong gadis itu masuk ke dalam mobilnya lalu melajukannya menuju rumah sakit terdekat.
Aneh, kenapa Zio merasa panik dan khawatir, padahal dia tidak mengenal gadis itu.