Chapter 17

849 Kata

Langkah kakinya terdengar terburu-buru dan gusar. Sama seperti ia yang tidak bisa menenangkan diri saat ini. Sejak melangkah turun dari mobilnya, sejuta pertanyaan berperang dalam batinnya. Benarkah ia melakukan hal ini? Apa sebaiknya dia kembali saja? Akan tetapi rasa cemasnya menutupi semua logika yang sempat berteriak minta didengar. Andreas semakin mempercepat langkahnya ketika dekat dengan salah satu kamar di rumah besar ini. Ia masuk setelah pintu kamar itu dibukakan oleh sang pelayan. Dadanya berdebar ketika melihat perempuan yang terbaring lemah di atas tempat tidur. Dengan langkah lebar seolah tidak sabaran dirinya mendekat ke gadis itu. Menatapnya dengan penuh teliti disertai raut kecemasan. “Nona sudah membaik, Tuan. Hanya saja perlu lebih banyak beristirahat.” Ujar sang pelay

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN