Lima belas menit berlalu, isak tangis Angkasa semakin menggema di rumah kontrakan mak Bulan, tak ada siapapun yang mendengar dan menolongnya. "Assala...." "Hooek...hooeek...hooeek...," tangis Angkasa melengking memekakkan telinga, salam yang dia ucapkan jadi terpotong karena kaget dengan suara tangis bayi yang sangat kencang. Buugh! Bugh! "Mak, Mak, ya Allah ...Maakk!" Teriak Xander dari pintu depan sambil menggedornya kencang. Xander menoleh ke belakang dan melihat seorang lelaki paruh baya sedang melintas. "Paak..tolong ... ibu saya sepertinya pingsan." Xander menghampiri lelaki itu dengan wajah kalut memohon. Lelaki itu bergegas ke pintu depan dan mendobraknya, karena tak ada jawaban dari dalam. Brraakk! Pintu kontrakan emak akhirnya terbuka. Xander terpekik menyaksikan emak y