Sebuah Janji.

2083 Kata

Aku semakin penasaran pada apa yang dikatakan Rayyan. Bahwa katanya Erlangga pernah mengurung Flo di gudang selama semalam, hanya karena perempuan itu memasakan makanan untuk Rayyan. Tapi kenapa Erlangga sampai se jahat itu. Bukankah memasak itu tidak ada salahnya. "Kamu sedang apa?" sebuah tangan menari ku, ketika aku hendak membuka pintu yang ada di ujung ruangan megah ini. Pintunya berwarna hampir sama dengan dinding yang ada di rumah ini. Sampai aku tidak ngeh, kalau itu adalah sebuah pintu. "Aku hanya--" Erlangga menutup bibirku dengan ciumannya, membuatku membelalakan kedua mata ini. Berusaha mendorongnya malah berakhir dengan diriku yang tersengal lelah. "Apakah aku belum mengingat kan mu, kalau kamu jangan pernah masuk ke ruangan ini?" desisnya. Aku mundur dan mengusap mulutk

Baca dengan App

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN