50. Kehancuran Ralin

1287 Kata
Setelah kembali dari taman belakang menemui Chloe, Ralph menuju kantin karena ingin membeli air dingin. Sepertinya Ralph benar-benar membutuhkan sesuatu yang dingin supaya otaknya lebih fresh. “Ralph!” Deg! Mendengar suara Ralin yang memanggil, sebisa mungkin Ralph menahan diri untuk tidak bersikap berlebihan karena takut gadisnya curiga. Ralin berlari kecil menuju tempat Ralph menantikan kehadirannya. “Lo tadi kenapa gak jemput gue?” todong Ralin membuat Ralph semakin bergerak gelisah. Tentu saja pergerakan itu tertangkap oleh mata Ralin yang kini langsung curiga. “Kenapa sih? Lo ada masalah?” “A—ah enggak. Gue tadi ada urusan. Iya, ada urusan,” alibi Ralph kikuk. “Ya udah, lo mau ke kantin, kan? Yok lah.” Ralin mengait lengan Ralph, namun yang didapat adalah penolakan. Bahkan Ralph sampai menepis pelan tangan gadis itu. “Sorry, gue mau ke toilet.” Setelah mengatakan kalimat kebohongan itu, Ralph membalikkan badannya dan berlalu menuju ke arah toilet. Entah, sejak kejadian itu Ralph menjadi segan jika berhadapan dengan gadisnya. *** Seorang gadis saat ini sedang bersidekap dadaa dengan pandangan lurus menatap danau. Matanya menyiratkan sesuatu yang hanya diketahui oleh dirinya sendiri. Tak berselang lama, pemuda yang sejak tadi ditunggu akhirnya tiba. “El.” Elvira, gadis itu berbalik badan dan menatap Januar yang saat ini juga menatapnya. “Ada apa?” Januar mendekati Elvira tanpa mengucapkan sepatah katapun. Alpha itu ragu untuk menceritakan tentang rencana yang sudah mereka susun dengan rapi. “Failed.” Tentu saja Elvira tidak bodoh untuk mengerti maksud dari kata 'Failed' yang Januar ucapkan. Gadis itu segera berlari meninggalkan danau yang berada di taman belakang mansion nya. Sedangkan Januar langsung mengusap kasar wajahnya. “Alpha.” Dari arah belakang, Samuel berlari menghampiri Januar. Nafasnya yang tersengal-sengal karena shock dan berlari, membuat kalimat yang tadinya akan diucapkan menghilang begitu saja dari otaknya. “Maaf, Alpha ... Saya benar-benar lupa akan membahas hal apa.” Sang Alpha benar-benar melongo dengan ucapan Samuel. Berlari hingga nafas tersengal, dan sekarang menjelaskan jika lupa akan berkata apa? Bagaimana jika ada pertempuran antar pack dan Samuel lupa dengan strategi yang sudah dipersiapkan? “JANGAN BERCANDA!” sentak Januar kembali dalam mode singa. “Ma-maaf, Alpha,” sesal Samuel menundukkan kepalanya. “Pergi,” usir Januar supaya tak kelepasan emosi saat ini juga. Mendengar nada Alpha-nya yang sedang menahan amarah, langsung saja Samuel berlari mengacir supaya tidak menjadi sasaran empuk hingga berakhir menjadi rempeyek. Setelah Samuel pergi dari hadapannya, Januar langsung menatap air di danau dengan pandangan yang ... Eum! *** Bel istirahat kedua menggema di seluruh SMA Bengawan siang ini. Para murid yang sudah pusing dengan pelajaran di hari Kamis ini pun langsung berhamburan menuju kantin supaya bisa memanjakan perut. Tak terkecuali Rab’J yang juga mulai terlihat dekat kembali meskipun dua di antaranya masih merasa canggung, Jeno dan Brisia. Kedua orang itu saling sikut dan mengobrol lewat pandangan mata karena tak ada pembicaraan apapun baik dari Ralin maupun Alvero. “Ehem!” Dengan inisiatifnya sendiri, Jeno berdeham supaya para sahabatnya mau fokus kepadanya. Cie! Benar saja, karena suara deheman Jeno ketiga sahabatnya langsung memusatkan perhatian padanya. “Apa gak ada yang mau buka omongan?” ucap Jeno menyengir karena tatapan tajam dari Ralin. Merasa jika segala permasalahan berasal darinya, Alvero langsung membuka suara. “Gue minta maaf karena buat kita berempat jadi renggang.” “Kita? Gue gak merasa renggang tuh,” sahut Jeno nyolot. Mata Brisia melotot kearah Jeno yang sayangnya terlihat menggemaskan. Sementara si pembuat onar mengedarkan pandangannya hingga menangkap sosok yang sejak tadi dicarinya. “WOI BESALUS!!” Karena teriakkan itu, seisi kantin langsung menoleh. Mereka cukup kaget karena suara itu lumayan menggema. Ralph yang merasa dipanggil langsung mendekati meskipun ada sedikit rasa was-was karena takut jika tujuan Jeno memanggil adalah untuk membongkar rahasianya. “Kenapa?” tanya Ralph berusaha tenang. “Buruan!” Ralin langsung mendelik pada Alvero saat mengetahui sahabatnya itu hanya diam menampilkan raut datar. Alvero menarik nafas perlahan dan berujar, “Maaf.” Sebagai pria dingin, tentu saja dia bingung harus berkata apa. Terlebih permintaan maaf untuk seseorang yang sangat ia benci. Menyadari jika Alvero dipaksa oleh para sahabatnya, Ralph tersenyum kecil. Tidak dibuat mati oleh Alvero saja, Ralph sudah sangat berterima kasih. Saat ini mungkin dia baik-baik saja. Tidak tau beberapa waktu kedepan ketika mereka semua mengetahui jika dirinya sudah memperkosa Chloe. “Gak masalah. Gue udah baik-baik aja,” ujar Ralph hangat. Bersikap biasa saja untuk menutupi aib tidak masalah, bukan? “Cepet banget lo maafin dia? Kan dia udah bikin lo masuk rumah sakit?” selidik Ralin sedikit tak percaya. Ralph terkekeh karena melihat wajah lucu gadisnya ketika sedang penasaran. “Tuhan aja bisa maafin semua kesalahan kita. Tuhan, loh ... Apalagi kita yang cuma hamba?” Dan di pikiran mereka berempat, Ralph adalah seseorang yang memiliki hati baik serta suci. Dari kejauhan, Chloe tersenyum kecil melihat interaksi Ralph beserta sahabat dari kekasihnya. Wanita itu bisa bernafas tenang setelah melihat pemuda itu baik-baik saja setelah mendapatkan penolakan darinya. *** “Begini Tuan, menurut divisi keuangan, kenaikan pesat terjadi pada perusahaan kita. Terlebih hasil pertambangan meningkat beberapa bulan ini,” jelas Aksa mengikuti langkah Mores yang memasuki gedung perkantoran. “Kita harus bisa mempertahankan itu supaya kesejahteraan karyawan tidak menjadi korban,” jawab Mores. Sepasang Bos dan asisten itu terus melangkah memasuki gedung bertingkat itu dengan sesekali membalas sapaan para karyawannya. Bruk! Karena terlalu fokus menatap kanan kiri membalas sapaan karyawannya, Mores tak memperhatikan apa yang ada di depannya sehingga menabrak orang. Aksa dengan segera membantu orang yang ditabrak oleh bosnya karena tak mungkin memerintah sang bos untuk membantu. “Maafkan Tuan saya, Bu,” ucap Aksa tak enak. Wanita yang tadi ditabrak oleh Mores sepertinya menyunggingkan senyuman, terlihat dari mata yang sedikit menyipit. Aksa menebak seperti itu karena wanita di depannya mengenakan masker sehingga hanya matanya saja yang nampak. “Tidak masalah.” Kepala wanita itu mendongak hingga berhadapan dengan wajah Mores yang lebih tinggi darinya. Baik Mores maupun wanita itu terkejut ketika ... “Theresia?” Wanita yang dipanggil Theresia itu langsung berlari saat mengetahui jika bos yang dimaksud pria tadi adalah seseorang yang sangat ia kenali. Sementara itu Mores yang sebelumnya mematung langsung tersadar ketika Aksa memanggilnya. “RESYA ... TUNGGU!!” Saat akan menyusul langkah Theresia, suara salah satu karyawannya menginterupsi sehingga semua angannya untuk mengejar Theresia hilang begitu saja. Mores menatap pintu dengan pandangan nanar yang tentu saja tak luput dari penglihatan Aksa. *** Menunggu kepulangan Mores dari kantor, Ralin yang saat ini berdiam diri di kamar hanya bisa membolak-balik badannya di atas ranjang. Gadis itu sejak tadi menunggu pesan masuk dari kekasihnya yang tak kunjung online. “Nona, makan malam sudah siap.” Salah satu pekerja memberitahu yang langsung diangguki Ralin. Gadis itu langsung mendudukkan diri sebentar sebelum akhirnya bangkit dari ranjang. Ting! Niatnya untuk melangkah seketika urung kala telinganya mendengar sebuah notifikasi masuk. Dengan tergesa, Ralin membuka pesan itu karena berpikir jika yang mengirimkan pesan adalah Ralph. Namun harapan itu sirna saat yang mengirim pesan ternyata nomor asing. 082xxxxxx Send a video Karena penasaran, tanpa pikir panjang Ralin langsung membuka video yang dikirim nomor tersebut. Wajahnya seketika berubah drastis dan air matanya meluruh begitu saja. Hati Ralin saat ini merasakan kehancuran yang begitu hebat. Tak pernah terfikir dalam benaknya jika seseorang yang begitu dipercaya untuk menjaganya, ternyata begitu dalam menyakitinya. Memang benar jika seharusnya sebagai manusia, kita tidak berharap pada sesama manusia. Tak ada ucapan manusia yang 100% bisa dipercaya bahkan orang tua kita sekalipun. Apalagi jika orang itu hanyalah pacar? Di video yang Ralin tonton tadi, Ralph, kekasihnya, sedang memadu kasih bersama dengan seseorang yang tanpa sengaja masuk ke dalam hubungan mereka. Chloe. Iya, di video itu Ralph begitu menikmati permainannya bersama Chloe. Setelah ini, apa yang harus Ralin lakukan ... Tuhan??? ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN