Bagian 60 - Akhlis si Kabut Kematian

1155 Kata
Hebe tidak menjawab pertanyaan Bia. Ia hanya memperhatikan Bia yang membantu Kokytos untuk berjalan. Ia tidak sengaja mengabaikan mereka berdua. Hanya saja, apa yang dilakukannya dibawa alam sadar karena syok atas pertengkaran itu. Mereka tidak pernah bertengkar sebelumnya. Ia masih berupaya menyadari apa yang dilakukannya sekarang. Setelah mereka agak jauh, ia pun berjalan mengikuti mereka kembali ke pos jaga. Ia sambil merenungkan apa yang terjadi dengan hubungan mereka berdua. “Apa aku keterlaluan?” Kata Hebe. Sampai di pos jaga, mereka melihat Akhlis sudah bangun dengan minuman didepannya. Ia duduk di teras seorang diri tanpa ditemani penjaga kota. Bia dan Kokytos cepat-cepat berjalan agar bisa berbicara padanya sebelum ia pergi. Bia tersungkur bersama Kokytos di depan pos jaga. Akhlis tertawa terbahak-bahak. Ia menggaruk kepalanya yang membuat rambutnya menjadi semakin acak-acakan. Hebe melihat itu dan mencoba membantu. Bia sudah bisa berdiri, dan ia pun membantu Kokytos. Saat ia mencoba membantu Kokytos, ia berlaku kasar dengan melepaskan tangannya. “Tidak perlu!” Kata Kokytos dari sudut matanya. “Apa yang terjadi dengan kalian? Lucu sekali!” Kata Akhlis yang mencoba untuk tidak tertawa lagi. Bia langsung memberikan hormat kepada Akhlis dan mengenalkan dirinya dan juga temannya yang dua lagi. “Kami ingin bertemu dengan anda! Mungkinkah kita bicara sebentar?” Tanya Bia. “Ya, duduklah!” Mereka pun duduk di depan Akhlis. Ia meneguk minuman anggurnya sebelum memulai percakapan dengan Bia. “Aku ingin bertanya tentang sumur kebinasaan! Apa anda tahu tentang hal itu? Kamu adalah si kabut kematian. Kau tahu semua tentang sejarah surga. Hanya kau yang bisa bantu kami.” Tanya Bia. Akhlis tampak kaget karena pertanyaan itu. Ia menjadi bingung apakah menjawab hal itu masuk akal. “Aku akan pikirkan dulu agar bisa dengan benar menjawab!” Kata Akhlis kepada Bia. Bia langsung khawatir. “Apakah itu adalah penolakan? Tolonglah kami!” Memohon kepada Akhlis. “Apakah kau tidak bisa membantu kami tentang hal itu?” Tanya Kokytos yang ikut berbicara. Kokytos tiba-tiba menangis setelah berbicara seperti itu. Mereka semua bingung dengan apa yang terjadi padanya. Ia menjadi begitu sensitif setelah kembali. Akhlis jadi bingung lagi. “Aku tidak tahu bahwa ada orang yang akan menangis seperti ini!” Ucap Akhlis lalu meneguk anggurnya. Suara kecapannya terdengar oleh mereka. “Ini berbahaya. Sumur kebinasaan bukanlah sebuah hal yang bisa dipermainkan. Pengetahuan tentang surga merupakan sebuah wilayah yang tidak dipisahkan oleh sumur itu. Sumur itu sudah menjadi cara bagaimana penduduk surga lahir. Awal mula kehidupan berasal dari sumur kebinasaan. Saat penghuni tidak ingin hidup dan membuang keabadiannya, ia akan masuk ke dalam sumur itu. Semua penghuni memiliki hak yang sama. Bahkan untuk kalian! Apa salah satu dari kalian ingin masuk kedalam sumur tersebut?” Kata Akhlis yang lebih menatap ke arah Kokytos yang terlihat paling sedih di antara mereka. Ia salah paham. “Tidak… itu sangat berbahaya!” Bia melihat Kokytos. Lalu mereka saling menatap. “Tidak! Bukan begitu!” Kata Bia yang menganggap Akhlis salah paham. “Kami ingin mengembalikan seseorang yang pernah masuk untuk hidup kembali di Surga!” Kata Bia dengan cepat. Akhlis langsung linglung. Ia diam saja, jadi mereka memanggil-manggil namanya. Ia cukup lama menyambut panggilan itu. “He?ya? Maaf. Itu sangat mengerikan. Seseorang yang dikembalikan dari sumur itu, bukanlah penghuni surga yang seperti penghuni surga lainnya. Mereka memiliki kekuatan yang sangat kuat bahkan untuk menghancurkan seluruh surga.” Kata Akhlis. “Ibu Kokytos adalah penghuni yang ingin dikeluarkan dari sana. Bisakah kau membantu kami?” Kata Bia. Akhlis tidak menjawab. Ia melihat ke atas, lalu ke kirinya, dan melihat lantai. “Apakah orang yang bangkit dari sumur itu selalu menjadi seseorang yang jahat?” Tanya Bia. Akhlis tidak bisa membuktikannya. Ia tidak punya bukti konkrit yang bisa ditunjukkan. “Memang tidak ada. Tapi, kutukan dari sumur kebinasaan pasti benar. Contoh dari seseorang yang pernah masuk kedalam dan keluar lagi adalah Erebus. Ia adalah contoh dari penghuni yang bisa melakukannya.” Kata Akhlis. “Erebus?” Bia sangat terkejut. Ia mengenal Erebus. Ia adalah seorang penguji s*****a elit. Ia juga terlihat sangat baik. “Aku mengenalnya, dan ia tampak normal!” “Memang dia tidak pernah melakukan hal yang jahat. Tapi, lama kelamaan ia akan semakin kuat. Kekuatan itu akan semakin bertumbuh hingga pada akhirnya tidak bisa dikendalikan. Itu adalah kutukan bagi surga yang tidak menghormati keputusannya untuk mati, dan ingin kembali!” Kata Akhlis menakut-nakuti mereka. “Apa tidak ada cara agar ibuku bisa bangkit lagi dan kutukan itu tidak terjadi padanya?” Tanya Kokytos. “Itu hal yang mustahil! Jika ibumu tidak melatih kekuatannya, itu tidak akan terjadi. Kemarahan juga menjadi pemicu bangkitnya kekuatan yang luar biasa tersebut.” Kata Akhlis. Mereka jadi bingung harus melakukan apa. Mereka tidak ingin membahayakan kehidupan surga. Tapi, di satu sisi, Bia harus mengambil kepercayaan Kokytos dengan membangkitkan ibunya yang ada di dalam sumur kebinasaan. “Aku yakin, itu tidak terjadi! Erebus tampak baik-baik saja. Ibu mereka pun pasti begitu.” Kata Bia menyakinkan mereka berdua. “Pertanyaan ku adalah apakah kau mau membantu kami untuk membangkitkan ibu Kokytos? Ia sangat rindu ibunya!” Tanya Bia kepada Akhlis. “Tentu! Dengan senang hati. Sejarah harus dibuat. Aku akan bantu dengan senang hati.” Kata Akhlis. Kokytos tampak senang. Tapi, Hebe berkata sebaliknya. “Aku tidak mau surga celaka hanya karena satu orang. Ini harus dipertimbangkan!” “Bagaimana dengan Erebus? Dia juga dibangkitkan dari sumur itu. Apa yang dilakukannya dengan surga hingga sekarang?” Kata Bia dengan marah. “Dia mungkin kasus yang lain! Kekuatannya juga belum muncul. Kita tidak tahu kalau itu akan muncul atau tidak. Kemungkinan tetap ada!” Kata Hebe. Kokytos menoleh melihat Hebe. Matanya berkaca-kaca. Ia mengatakan kata-kata yang menusuk perasaan Hebe. “Diamlah Hebe! Ini bukan urusanmu. Kau tidak pernah tulus untuk membantu! Kau mengatakan itu karena bukan keluargamu yang masuk ke dalam sumur tersebut. Oh iya! Aku lupa! Kau saja tidak memiliki keluarga!” Kata Kokytos yang membuat hati Hebe sangat sakit. Ia tidak percaya Kokytos bisa mengatakan hal sekejam itu. Hebe tidak membalas. Ia mengingat, ia mengatakan hal yang buruk juga kepada Kokytos. Ia tetap bertahan disana dan tidak mempermasalahkannya. Ia memberinya kesempatan untuk menganggapnya sebagai seorang teman. “Aku akan bantu! Aku hanya ingin menjelaskan apa yang terjadi jika kita melakukan itu!” Kata Akhlis. “Kita perlu mempersiapkan apa?” Tanya Bia. “Sebelum pergi kesana, kita perlu membuat perjanjian darah. Perjanjian itu bisa mengikat kita dengan alam. Perjanjian darah membuat kita menyatu dengan surga sehingga mudah untuk melawan kehendak surga. Setelah itu adalah buah darah. Buah ini sebagai pengganti dirinya di bawah sumur. Ritual tidak akan lama. Itu hanya terjadi satu detik. Yang sulit adalah pertanyaan dari orang-orang yang kita bangkitnya. Mereka akan kebingungan karena apa yang mereka lihat terakhir kali sudah berubah.” Jelas Akhlis. “Apa lagi selain itu?” Tanya Bia. “Jangan bertanya sedikitpun setelah ini!” Kata Akhlis. Mereka saling memandang. Melihat Akhlis yang bertingkah aneh membuat mereka sedikit geram, tapi masih bisa mengontrolnya. Mereka mengikuti Akhlis berjalan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN