Bagian 43 - Perjanjian Bia dan Kokytos

1111 Kata
Kokytos telah selesai membantu Bia mendapatkan cairan Wurtzite Boron Nitride. Mereka sedang bersama Hebe di rumahnya. Bia tidak mau melepaskan Kokytos begitu saja. Ia ingin Kokytos berada bersama timnya untuk membuat s*****a impiannya. Kokytos berulang kali menolaknya. Ia tidak mau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan s*****a karena ia merasa itu adalah kutukan yang membuat orang tuannya mati sia-sia.  Tapi, Bia tidak menyerah. Ia terus memintanya dan menyuruh Hebe untuk membantunya membujuk Kokytos. Bia tak pulang-pulang dari rumah Hebe. Ia tetap mendekati Kokytos dan menanyakan apakah ia mau bergabung atau tidak.  “Aku sudah katakan, aku tidak akan melakukannya!” Kata Kokytos tegas. “Ayolah, kau tidak akan menyesal. Semua ini demi kemenangan sebagai pembuat s*****a. Kau pembuat s*****a alami!” “Kau pikir setelah aku membuat cairan itu, aku bisa lagi membuatnya? Ananke tidak bodoh. Ia hanya bertindak sebagai penyelamat agar kau tidak membocorkan apapun karena itu bagian dari perjanjian. Jika kau sudah memiliki cairan itu dan kau tetap menceritakannya kepada yang lain, kau yang akan terkena batunya. Perjanjian tidak akan lari. Hukum itu mengikat hingga ke darah dan daging.” Kata Kokytos menunjuk-nunjuk jidatnya. Ia terus melakukannya.  “Aku tidak bisa menggunakan kekuatanku untuk menciptakan bahan lagi. Yang tadi itu tidak kekuatan untuk menciptakan, tapi untuk me recycle atau meracik. Kau tidak tahu apa-apa!” Kata Kokytos yang berbicara sambil merapatkan giginya. Ia membalikkan badan dan membelakangi Bia.  Bia mengerti apa yang salah dari semua ini. Ia mulai mencari solusi. “Jadi ini hanyalah persoalan ibu mu. Bagaimana jika aku membantumu untuk mengembalikan ibumu kembali ke surga?” Kokytos dengan cepat berbalik. “Apa ibuku bisa kembali dari sumur kebinasaan?” “Penghuni surga tidak bisa mati. Sumur kebinasaan hanyalah seperti sebuah penjara yang mengekang seseorang untuk keluar. Masuk ke dalam bukan berarti ia mati untuk selama-lamanya. Tapi, masuk ke dalam berarti tidak akan bisa keluar!” Kata Bia. Kokytos tertegun. Ia membayangkan itu terjadi padanya, bahwa ia bisa melihat ibunya bangkit lagi. Kemana pun ia memandang, ia hanya melihat cahaya yang silau seperti sebuah tanda kemenangan. Ia tidak bisa melihat apapun selain membayangkan bahwa ibunya akan selamat. Ia mendekat kepada Bia lalu memegang tangannya erat. Ia mengendurkan wajahnya dan memohon kepada Bia. “Apa itu benar-benar bisa terjadi?” Ia berbicara sambil berlutut. “Aku akan mencoba. Aku mengenal seseorang yang bisa melakukannya. Tapi, aku tidak bisa mengatakannya sekarang. Kita butuh kesepakatan.” “Memangnya itu sudah pasti? Bagaimana kalau kau bersikap curang padaku?” “Aku? Tidak mungkin aku bersikap curang! Tapi, tenang! Itu perasaan yang wajar. Aku akan kasih tau orangnya dimana. Tapi, kau harus ikut aku. Kita akan cari bahan lain untuk s*****a Mace ini. Saat perjalanan pulang, baru kita akan singgah ke tempatnya!” Kata Bia. Sebenarnya, apa yang dikatakan Bia belum tentu pasti. Ia hanya mendengar rumor tentang itu, tapi tidak tahu apakah itu bisa dilakukan atau tidak. Ia hanya mencoba memberikan peluang demi mendapatkan s*****a yang dahsyat. “Apa yang kau perlukan lagi? Bukankah pelapisnya sudah didapatkan?” Tanya Kokytos. Bia menunjukkan gambarnya. Ia menunjuk ke gagang besar yang akan menopang mace-nya. Ia tidak banyak berbicara. Ia diam saja memikirkan dimana ia harus mencari bahan yang cocok untuk gagang yang kuat. “Kalau bisa gagang itu bisa lentur seperti karet dan keras seperti permata.” “Itu kombinasi sempurna. Tentu, tidak ada bahan yang seperti itu.” Kata Kokytos. “Seandainya aku menginginkan bahan seperti itu, apa kau akan membuatnya? Tunggu, lebih tepatnya, apa kau bisa membuatnya?” Kata Bia meragukan kemampuan Kokytos. “Tentu aku bisa, bahkan lebih kuat. Gagang itu bisa meningkatkan seribu kali pukulan dan dapat meleleh seperti air saat diperintahkan. Cukup kah itu untukmu? Atau kurang hebat lagi?” Kata Kokytos menyombongkan dirinya. “Dari nada mu berbicara, aku sudah tahu kau mudah melakukannya. Aku berharap kau bisa menggunakannya suatu saat lagi dan menjadi penguji s*****a yang tak terkalahkan.” “Untuk mendapatkan kesempurnaan, aku juga membutuhkan saudara-saudaraku! Aku tidak bisa melakukannya sendiri.”  “Maksudmu keadaan saat kau memiliki kekuatan yang ditakuti ibumu?” Kokytos mengangguk. “Apa dulu ibumu tidak mengetahui adanya syarat ini?” “Ibu tidak pernah membicarakan itu.Jadi dia mungkin tidak tahu bahwa ada satu syarat lagi agar itu bisa terjadi. Semua ini karena salah paham saja!” Kata Kokytos. “Seandainya ia tahu, pasti ia akan dua kali berpikir untuk melakukan perjanjian dengan Ananke!” “Atau bisa jadi ia akan tetap melakukannya karena keempat saudara ku pasti akan memaksaku untuk menggunakan kekuatan itu agar bisa menjadi pembuat s*****a terbaik.” “Aku rasa anakmu Palaemon dan Minos yang akan melakukannya. Mereka sangat hebat dalam hal pembuatan bahan senjata.” Kata Bia. “Aku tidak begitu akrab dengan anak-anakku. Mereka tidak pernah mendapat kasih sayang yang layak dari ayah mereka karena aku selalu ke tempat menari bersama kelima wanita-wanita cantik tanpa mengurus mereka.” “Itu kesalahan yang fatal. Mereka anakmu yang berbakat. Kau tidak bisa membiarkan mereka tanpa pengawasan mu!” “Aku mencoba yang terbaik. Tapi, kejadian ibu yang meninggal ini, tidak bisa kuterima sampai sekarang. Aku bisa membayangkan betapa sedihnya dia saat tahu salah satu anaknya bisa menjadi penyebab kehancuran surga!” Kata Kokytos yang mulai emosional. “Sekarang hubungan kita sudah lebih baik. Kau sekarang mau mencurahkan isi hati mu kepadaku. Ini awal yang baik sebagai rekan!” Kata Bia tersenyum lalu merangkul Kokytos. Kokytos tidak bisa mengatakan apapun. Dalam hatinya ia merasa lebih baik karena ada seseorang yang mencoba mengerti perasaan nya. Ia merasa sedikit bebannya terangkat. “Sebenarnya, ini adalah masalah kebangkitan ibumu! Jika kita bisa mengembalikan ibumu, apakah kau mau membantuku membuat s*****a terbaik? Jika ibumu ada bisa jadi kau dilarang untuk membuat s*****a. Ini akan membuang-buang waktuku!” “Tenang saja, itu tidak akan terjadi. Ibuku terlalu berlebihan. Jika ia ada sekarang, ia akan melihat betapa banyaknya orang yang membuat s*****a saat ini dan s*****a-s*****a yang dihasilkan bukanlah s*****a yang biasa. Aku rasa semua s*****a-s*****a itu bisa mengakibatkan surga hancur!” Kata Kokytos. “Aku akan pegang kata-katamu. Semoga saja itu tidak akan terjadi.” Kata Bia. “Jadi apa yang akan kita lakukan selanjutnya?” “Kau tenang saja. Kau hanya perlu mendampingiku. Aku pasti akan kenalkan orang yang bisa membangkitkan ibumu!” Kata Bia. Lalu ia melirik Hebe. Ia menunjuknya. “Apakah dia bisa ikut? Aku rasa kita memerlukannya!” Kokytos melihat bahwa Bia menunjuk teman wanitanya, Hebe. “Kau ingin dia ikut?” “Ya! Kau bisa pastikan dia loyal padamu kan?” Tanya Bia. “Selama ini, ia selalu menuruti perintahku, apapun itu!”  “Kalau begitu, kita bawa dia!” Mereka pun keluar dari rumah Hebe. Kokytos tak tahu akan dibawa kemana. Ia mengikuti Bia seperti seorang majikan mengikuti budaknya. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN