Tiga hari sebelum keberangkatan ke Bogor, Paulina menjalani hari-harinya seperti tahanan akademis. Terkurung di apartemen bersama Jagapathi, dia dipaksa belajar sepanjang waktu dengan jadwal yang ketat. Materi kuliah yang menumpuk membuatnya hampir putus asa, tapi Jagapathi tidak memberi ruang untuk kemalasan atau alasan. Satu-satunya hiburan Paulina adalah ketika paket belanjaan daringnya tiba. Setiap kali kurir datang, Paulina langsung menyambut dengan penuh antusias, mengabaikan tatapan datar Jagapathi yang selalu berkomentar pedas, “Belajar lebih penting daripada itu.” Selain itu, malam hari menjadi waktu favoritnya karena kasur Jagapathi terlalu nyaman untuk dilewatkan. Ketakutannya terhadap suara-suara aneh di apartemen sebelah menjadi alasan sempurna untuk tetap tidur di sana, mesk