Riva menatap kesal pada pria yang terus mengikuti dirinya bagaikana penguntit yang tidak punya kerjaan. Riva itu orangnya sibuk dan tidak suka diikuti seperti ini. Dia butuh ketenangan dan kedamaian dalam kesibukannya yang tidak tahu tentang apa itu. Pura-pura sibuk sepertinya. “Kenapa kau mengikutiku terus? Kau suka padaku? Kau cinta padaku? Atau kau mau menagih hutang seperti tempo hari, karena aku meminjam uangmu untuk membeli makanan seharga lima ratus ribu?!” tanya Riva mengepalkan tangannya. Rafa yang mendengarnya menggeleng. Bukan itu maksudnya. Dia tidak menagih hutang atau apa pun. Tapi, kalau soal suka? Bisa jadi. Rafa jadi suka melihat wajah Riva dan ingin selalu di dekat Riva. Saat dirinya menagih itu hanya akal-akalan dirinya saja. Agar bisa bertemu dengan gadis pujaan hati