TERJERAT CINTA WANITA PANGGILAN 15 B Oleh: Kenong Auliya Zhafira Peluh sebesar biji jagung membasahi kening. Detak jantung pun berubah semakin cepat. Lian memilih untuk pulang dan menyudahi lari paginya. Duduk selonjoran di depan teras sembari menunggu keringat mengering. Setelah kondisi lumayan aman, Lian langsung membersihkan diri, kemudian sarapan dan berangkat bekerja. Sang ibu yang melihat senyum Lian merekah sepanjang makan hingga berangkat kerja menjadi senang. Ketakutan beberapa hari yang lalu langsung lenyap begitu saja. Inilah yang diharapkan dari anaknya untuk terus melanjutkan hidup dengan penuh semangat meski hati menahan jerat luka. "Teruslah tersenyum, Nak. Ibu bangga sama kamu. Kamu memang lelaki hebat," ucapnya lirih lalu masuk ke rumah. Mempunyai Lian di hidupnya ada