bc

KHIANAT CINTA SUCI

book_age18+
5
IKUTI
1K
BACA
others
drama
sweet
like
intro-logo
Uraian

SUCI seorang gadis yang kehilangan sosok Ayah sejak usia remaja ternyata memiliki cerita cinta yang tidak baik-baik saja.

Cintanya yang tulus setia namun acap kali bertemu cinta yang tidak tepat. Sampai pada akhirnya ia dilema haruskah ia percaya pada cinta sejati yang tanpa menyakiti.

Belum lagi cinta pertama yang tidak pernah ia bayangkan ternyata kembali muncul seakan merenda memori yang telah lama ia abaikan.

Mampukah Suci menemukan cinta sejatinya?

chap-preview
Pratinjau gratis
Part 1 : Awal Mula
(PoV Suci) *** Rasa rindu semakin membuncah di dada ketika pesawat yang aku tumpangi mulai mendarat di kota kelahiranku. Tiga tahun sudah aku tidak menginjakkan kaki disini guna melupakan setiap kenangan yang aku punya. Dan ternyata tetap saja aku tidak bisa melupakan semuanya. Hanya saja perasaanku kini sudah jauh lebih baik untuk berhadapan dengan semua kisah yang pernah aku alami. "Suci…." Aku menoleh ke arah sumber suara yang menyebut namaku. Terlihat seorang lelaki berbadan tinggi proporsional tersenyum manis sembari menghampiriku. "Mas Arya…" Aku menyapa lelaki yang sudah beberapa bulan ini dekat denganku meski hanya sebatas lewat telpon dan chat. Sebelumnya aku telah mengenal sosoknya, tepatnya ketika aku magang di sebuah perusahaan retail, Mas Arya merupakan salah seorang pegawai tetap disana. Waktu itu secara fisik aku tertarik, namun tak pernah berani bersinggungan langsung dengannya. Sosoknya yang lugas dan berwibawa membuatku enggan untuk sekedar berbasa-basi. Terlebih lagi aku memang bukan tipikal orang yang semacam itu. Jadilah aku hanya sebatas mengagumi saja. Di bandara kami berjalan bersisian menuju ke arah pintu keluar. Mas Arya membimbing jalanku ke mobil yang ia parkir, "Mau makan dulu atau bagaimana?" "Terserah mas Arya saja," aku menjawab sambil tersenyum padanya. "Baiklah kalau begitu, karena kebetulan mas lapar jadi nanti kita mampir makan ya," aku mengangguk setuju saja. Selang berapa menit kemudian, kami telah sampai di sebuah restoran yang cukup klasik. Dekorasi yang bernuansa kayu cukup melegakan pandangan, ditambah tanaman-tanaman hijau yang menyejukkan mata. "Rasanya sudah tidak sabar ingin membawa kamu ke rumah, mengenalkan ke keluargaku Suci," ujar mas Arya. "Gimana kalau besok sore? Insya Allah Suci waktunya senggang, gak ada rencana pergi kemana-mana." "Oke kalau begitu, mau mas jemput sekalian besok?" "Gak usah, nanti malah merepotkan mas Arya terus jadinya," aku menolak secara halus tawaran mas Arya. "Lho kok repot sih, ya pastinya gak merasa repot, kan memang mas sudah berniat begitu menjadi kekasih yang siap siaga." "Ya sudah kalau mas Arya maksa, terpaksa deh Suci terima," aku berseloroh yang akhirnya membuat kami tertawa bersama. Seusai makan, kami melanjutkan perjalanan pulang ke rumah. Selama 2 jam perjalanan tak hentinya aku dan mas Arya saling bercanda tawa. Bahagianya hati ini, luka masa lalu benar-benar sudah tidak menghuni hatiku lagi. Kala itu aku harus menelan luka yang tidak diinginkan oleh siapapun. Penghianatan cinta, aku dikhianati oleh hubungan cinta yang telah aku jalani 5 tahun lamanya, semenjak aku lulus SMA. Malam itu, di tengah gerimis yang menambah kesedihan hati ini, aku menyaksikan sendiri seseorang bernama Putra Sapta Nugraha yang notabene kekasihku tengah b******u mesra dengan seorang wanita. Langkahku terasa berat untuk melangkah, rintik hujan memudarkan air mata yang menganak sungai di pipiku. Aku merasa panas meski air hujan membasahi badanku. Payung yang aku kenakan mendadak terlepas begitu pemandangan tersebut tersuguh di depan mataku. Lelaki itu tak mengenali keberadaanku yang berjarak 5 meter darinya. Aku memundurkan langkahku yang awalnya telah melangkah maju untuk menghampiri mereka. 'Tidak..aku tidak boleh mempermalukan diriku dengan meributkan masalah ini dengan mereka' gumamku dalam hati. Aku menepi meneduhkan diri di emperan toko yang telah tutup. Aku membuka tasku yang anti air untuk mencari keberadaan gawaiku. Kemudian aku mengirimkan pesan untuk kekasihku itu, [ Sayang..bisa ke rumah sekarang? ] Rasanya sangat muak menyebutnya dengan kata sayang, namun aku harus bersikap biasa dulu untuk menguak seluruh tabir tindakannya selama ini dibelakangku. Sudah berjalan sekian menit namun ia tak kunjung membalas pesanku. Aku semakin kesal dan mencoba menelponnya. Di luar dugaan, ia mereject panggilanku. Tring... Sebuah notif pesan masuk berbunyi. [ Maaf sayang..besok saja ya, aku lagi nganterin Ibu berobat ] Aku berdecih membaca pesan balasannya. Lalu aku mengetik pesan lagi, [ Tante Widia sakit apa? Ya sudah, semoga mama kamu lekas sembuh ya sayang ] [ Jatuh dari kamar mandi, jadi ini langsung dibawa periksa ] Malas...aku sudah malas untuk membalas pesannya lagi. Karena dari tempatku berteduh, aku masih dapat melihatnya yang tengah asik bersama wanita tadi dan sesekali memegang gawainya saat membalas pesan dariku. Wanita itu yang tak lama kemudian aku ketahui bernama Ayu. Aku meyakini jika segala sesuatu tidak ada yang kebetulan. 3 hari selang kejadian malam itu ketika aku sedang duduk bersama ketiga temanku, aku melihat wanita yang dicium bibirnya oleh kekasihku. Aku masih begitu mengingat wajahnya meski aku melihatnya hanya satu kali saat malam itu. Rupanya Ayu adalah sepupu dari sahabatku sendiri, Rena. Rena otomatis memanggilnya ketika melihat keberadaan Ayu. Susah payah aku menahan gemuruh dalam d**a ketika Ayu mendekat dan dikenalkan oleh Rena kepada kami. Dugaanku semakin menguat ketika Ayu meletakkan gawainya di meja, terpampang jelas foto Putra di wallpaper handphone miliknya. "Maaf sepertinya aku harus undur diri dulu nih, biasa pacar udah jemput tuh di depan," pamit Ayu. "Ciyyeee...ya sudah hati-hati ya," ucap Rena. Ayu menyalami kami berempat secara bergantian disertai cipika-cipiki. Ketika Ayu menjabat tanganku otomatis aku menjaga jarak agar pipiku dan pipi Ayu tidak bersentuhan. Rasanya sangat aneh jika aku melakukan itu dengannya, wanita yang telah menjadi kekasih lain dari kekasihku. Gegas aku mencari alasan pada ketiga temanku agar diam-diam aku bisa melihat ke depan apakah Putra yang menjemput Ayu. Benar saja sesuai dugaanku, Ayu langsung bergelayut mesra pada lengan kekasihku. Bahkan Putra mencium pipi Ayu. Mereka terlihat bercakap mesra sebelum akhirnya Ayu masuk ke mobil Putra. Mobil yang biasa Putra gunakan untuk mengajakku bepergian selama ini. Mendadak aku merasa jijik jika harus menaiki mobil itu lagi. Aku telah merekam semua kejadian tadi untuk jaga-jaga jika Putra mengelak dan menuduhku berbohong dengan berkata jika ia telah selingkuh. ------ "Gak apa-apa nduk, ambil hikmahnya..beruntung kamu tahu diselingkuhi disaat hubungan kalian belum menuju ke jenjang yang lebih serius," kata bijak Ibuku yang cukup menenangkan. Meski tetap saja luka ini sangat perih aku rasa. Hingga membuatku diam saja menunggu momen yang tepat untuk mengungkapkan tanpa marah-marah pada Putra. "Jadi kapan kamu mau membicarakan hal ini sama Putra? " "Entahlah bu...belum Suci pikirkan kapan waktu tepatnya." "Jangan menunda-nunda, bagaimanapun Ibu juga tidak ridho putri semata wayang Ibu ini disakiti," ucap Ibu sembari mengusap rambutku. Ibuku merupakan single parent. Bapakku meninggal ketika aku lulus SMP. Sejak itu Ibu tidak ada keinginan untuk menikah kembali. Beliau hanya ingin membesarkan aku dengan baik, buah cinta ibu dan bapak. Sekelebat bayang masa lalu itu berputar kembali di otakku ketika mobil yang aku tumpangi bersama mas Arya berhenti di lampu merah. "Hujannya syahdu ya..," ujar mas Arya. "Iya mas...menentramkan." Tinnnnn… Mas Arya membunyikan klakson mobilnya begitu memasuki halaman rumahku. Rasa rindu terhadap Ibu dan suasana rumah begitu terasa penuh di dadaku. Aku segera membuka pintu mobil dan menghambur ke pelukan ibuku yang sudah berada di beranda depan rumah. "Sayang Ibu akhirnya pulang," ucap Ibu sambil menahan tangisnya. Mas Arya menjabat takzim dan mencium punggung tangan ibuku. Mas Arya memang sudah lumayan sering mengunjungi rumahku meski aku masih berada di luar pulau. Kisah cinta yang menyakitkan dulu membuatku meminta atasan untuk segera memindah tugaskan diriku ke wilayah yang jauh dari kota masa kecilku. "Lancar perjalanannya mas Arya?" "Alhamdulillah lancar bu...ini buktinya saya bisa mengantar putri kesayangan ibu dengan selamat," jawab mas Arya. "Alhamdulillah kalau begitu, ayo masuk biar Ibu siapkan minuman hangat untuk kalian berdua," Ibu menggandengku masuk ke dalam rumah yang letak furniturenya masih sama. Sama sekali tidak ada yang berubah, bahkan warna cat dinding rumah pun masih sama seperti terakhir kali saat jejak kakiku berada disini. "Ibu buatkan lemon tea hangat seperti biasa ya mas Arya," pamit Ibu menuju dapur. "Sejak kapan suka teh lemon?" tanyaku sebab seingatku mas Arya pernah bercerita jika ia tidak suka dengan minuman tersebut. "Sejak aku putuskan untuk menjalin hubungan sama kamu Suci, " jawab mas Arya sambil mengerlingkan matanya yang sukses membuatku merona. Ibu kembali dari dapur membawa nampan berisi 2 cangkir teh lemon hangat dan 3 toples camilan kue kering juga 2 macam buah untuk suguhan kami. "Lho Ibu sendiri mana minumannya?" "Ibu sudah kembung rasanya Suci, sejak tadi menunggu kepulanganmu itu Ibu bolak-balik bikin minuman," kekeh Ibu. Kami bertiga berbincang hangat di ruang tamu. Mas Arya pamit pulang ketika jarum jam menunjuk pukul 20:00 WIB. Aku dan Ibu sama-sama melambaikan tangan saat mobil mas Arya mulai menjauh dari halaman rumah. Ibu mengajak masuk kembali ke dalam rumah lalu memintaku segera bersih-bersih dan beristirahat. "Tapi malam ini Suci mau tidur sama Ibu ya," pintaku. "Dasar masih saja manja kamu ini Suci, ya sudah buruan bersih-bersih dulu badan kamu," "Terimakasih Ibu, Suci sayang Ibu... " aku cium pipi Ibu kemudian berlalu membersihkan diri. ******

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
217.7K
bc

Siap, Mas Bos!

read
18.5K
bc

My Secret Little Wife

read
114.5K
bc

Tentang Cinta Kita

read
199.7K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
4.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
16.4K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook