Bab 64. Jangan Diperpanjang

1087 Kata

Sena bersungut masuk ke ruang di lantai 3. Sena menyeka airmatanya. "Heii... Kenapa? Kamu menangis?" Tanya Martha sedikit bingung. "Gak kok Kak. Aku cuma lelah saja." Namun airmata Sena kembali mengalir. "Apa karena Rina?" Selidik Martha. Sena nampak ragu tapi akhirnya mengangguk. "Alaaahhh... Udah cuekin aja. Rina itu gak ada apa-apa nya. Dia itu cuma pinter merayu sehingga dapat backingan dimana-mana. Malah terkesan jual diri." Ucap Martha. "Astaghfirullaah... Kak, kok ngomongnya gitu?" Sena terkejut. "Sini Aku bilangin." Martha memanggil Sena agar mendekat. Sena menurut. "Rina itu pernah Saya kenalin sama teman Saya yang tadi mau Saya kenalin ke Kamu. Dan teman Saya ngetes Rina, ternyata Rina itu murahan." Martha menghela nafas. Sena menutup mulutnya tak percaya. "Tapi kenapa K

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN