Bab 39. Muntah Darah

1385 Kata

Satu bulan sudah pembangunan rumah atad untuk ditempati Bang Tino dan Keluarga nya. Sena dan Bunda sangat letih karena selalu menjadi pembersih di sore hari manakala pekerjaan dihentikan. "Benar-benar ya tuh orang, gak ada bantu nya sama sekali...." Gerutu Bunda. Sena hanya tersenyum. Jika sore tiba, Sena akan mencari makan di luar karena Sena gak mau minta makan ke rumah Bang Tino. Mereka pun akhirnya pindah ke rumah Bunda. Sena masih membuka warung. Walau masih kecil-kecilan. Dan selama itu juga, Fajri melalaikan kembali shalat lima waktu nya. Pagi-pagi sekali Sena dan Bunda sudah bangun. Bunda belanja dam Sena mulai bebenah. Menyapu dan mencuci piring. Kerjaan Sena tambah banyak, karena Bang Tino dan Keluarga nya makan dan minum turun ke bawah dan meninggalkan piring kotor begitu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN