Kilasan Masa Lalu

1525 Kata
Carla dan Dinda melongo melihat lubang hitam besar menganga didepan mereka. Sekejab mereka saling pandang dan tidak tahu harus berkata seperti apa. “okay. Ini mulai mengerikan Car,” kata Dinda memecah keheningan sejak mereka kaget melihat lubang dibalik wallpaper dinding tersebut. “memang mengerikan Dinda.. kalau ngga  mengerikan mah gue ngga akan takut ” jawab Carla sambil memperhatikan lubang itu “jadi, apa yang akan kita lakukan sekarang?” tanya Dinda bingung sambil menatap Carla “1 kata. Menyelidikinya!” jawab Carla enteng “Aapppaaa??!!! lu gila ya?” Dinda sekejab menjadi histeris. Meskipun memang suka, tapi dia tidak pernah terlibat langsung dalam aksi menegangkan seperti saat ini. “tidak tidak tidak, kita tidak bisa dan tidak akan masuk kesana.” “kenapa nggak?” meskipun agak takut, namun Carla merasakan dorongan besar dalam hatinya untuk masuk ke dalam dan menyelidiki kasus ini untuk membantu hantu itu. “gue harus melakukanya” “iya. Tapi. Taaa-pppiiii... tapi...” Dinda menjawab sambil terbata-bata “tidak ada tapi-tapian Dinda” sahut Carla  “dan berhubung, ANDA, nyonya penyuka misteri sudah mengetahui rahasia gue yang paling aman dan yang selalu gue sembunyikan ini, lu wajib nemenin gue masuk ke dalam sana” ‘okay okay..” jawab Dinda pasrah “jadi kita akan menyelidikinya sekarang?” “tidak sekarang. Tapi malam ini” “oh my God!  lu beneran gila kayanya Car” “tidak. Gue ngga gila kok... gue memang akan menyelidikinya malam ini, dan lu harus ikut” “bagaimana kalau kita menyelidikinya besok saja? gue rasa akan lebih aman” Dinda mengeluarkan jurus jitunya, yaitu merayu Carla “plis ya Car? Boleh ya ....besok aja ya?” “hhhhhmmmm.... Tidak” jawab Carla dengan gelengan kepala “okay okay... apa yang bakal kita butuhkan?” tanya Dinda dengan pasrah, “senter yang penting, tali, pisau lipat, air, beberapa makanan ringan yang mudah dibawa” jelas Carla pada Dinda “kita butuh buku kecil juga Car, dan jangan lupa batrai” usul Dinda “ dan mungkin kita akan butuh selimut atau jaket” “ya, tentu saja. Kita bertemu jam delapan malam, di lobby sekolah. Deal? “Deal!” Setelah selesai menyusun rencana yang akan mereka lakukan malam nanti. Carla dan Dinda kemudian memasang kembali wallpaper tersebut, serapi mungkin dan menyamai sebelumnya. Kemudian mereka keluar dan mengunci ruangan tersebut. “HEYY!!!  Apa yang kalian lakukan diruangan itu hah?!”  ternyata pak Udin tukang bersih bersih sekolah yang extra nyebelin dan galak ini memergoki Carla dan Dinda. Tamatlah riwayat mereka “eehhh... eeeehhhh tadi saya cuma mau belajar musik pak” jawab Carla berbohong “Gak usah bohong ya kamu bocah!” bantah pak Udin masih jengkel dan sewot “kamu pikir saya bodoh, kalau ruangan itu sudah lama tak terpakai, dan semua alat musik nya sudah tidak berfungsi lagi” “Ya pak, kita tidak tahu.. maka dari itu kita ingin memeriksanya sekarang” jawab Carla seenaknya karena sudah mumet dengan tukang bersih-bersih sekolah yang satu ini.. ada kerjaan penting yang menunggu Carla dan Dinda “kemarikan kuncinya!” perintah pak udin “silahkan pak. Jangan marah-marah pak,  ntar keriput diwajah bapak semakin keliatan” kebiasaan Carla kalau lagi jengkel, ngomong ceplas-ceplos “nanti anak bapak tidak mengenali ayah nya sendiri lagi....” Akibat dari perkataan Carla tersebut, pak Udin jadi naik darah. Sangat sangat naik darah kali ini “kabur kabur Din” ujar Carla sambil berlari kemudian menarik lengan Dinda. Dinda yang tidak siap sama sekali dengan aba-aba dari Carla hampir saja terjatuh jika saja Carla tidak dengan erat menggenggam tanganya. “hey! Kemari kalian dasar anak-anak bandel tidak punya sopan santun” teriak pak Udin masih berusaha mengejar kedua remaja iseng yang sudah jauh dari jangkauan nya. Beberapa langah kemudian, pak Udin menyerah karena sudah terlalu lelah. Carla dan Dinda berlari kencang sambil tertawa lepas, Carla sangat menikmati saat-saat ini, entahlah... sejak kemunculan hantu wanita itu, Carla semakin sulit untuk tertawa lepas tanpa menghiraukan ataupun sedikit saja berpikir tentang kasus barunya ini.    “kuncinya diambil Car gimana dong?” tanya Dinda ketika mereka sudah merasa aman dan berhenti berlari “tenang saja, kuncinya memang mau gue kembaliin hari ini kok, jadi sebelumnya udah gue duplikat terlebih dahulu. “ jawab Carla  sambil tersenyum “elu emang pinter Car” ucap Dinda sambil menatap Carla dengan kagum “jelas dong... hehehe” jawab Carla dengan super pede yang sukses buat Dinda memajukan bibirnya hampir 5cm, alias manyun. Hal itu sukses membuat Carla tertawa terbahak-bahak.   Akhirnya jam berbunyi 8 kali. Inilah saat yang ditunggu-tunggu oleh Carla. Ya, dia memang masih takut, tapi Carla berusaha untuk mengatasinya mengingat bakat ini akan selalu melekat padanya sampai ia dewasa nanti, kenapa tidak dicoba untuk menghadapinya kali ini. Carla berjalan pelan, menenangkan dirinya sendiri, dan memberanikan dirinya untuk melihat hantu-hantu yang kini tengah berseliweran di sekitarnya. Dengan susah payah, akhirnya dia sampai dan langsung masuk ke lobby sekolah,  ternyata Dinda sudah menunggu dengan menggunakan tas punggung sama seperti Carla. Isinya adalah barang-barang yang mungkin akan  mereka butuhkan saat berada  didalam lubang itu. Mereka berjalan pelan, beriringan dengan menyalakan senter, untuk melihat jalan menuju ke ruang musik itu. Kemudian Carla mengeluarkan kunci yang telah diduplikat olehnya, dan sedetik kemudian pintu terbuka diiringi oleh angin dingin dan bau apek. Sangat sukses membuat Carla dan Dinda terbatuk-batuk ringan. Dengan cepat mereka menyingkap wallpaper dan seperti sebelumnya lubang itu menganga begitu besar, sangat menarik rasa ingin tau Carla dan Dinda. Kira-kira ada apa ya didalam lubang itu? Pikiran Carla dan Dinda bercampur aduk dengan rasa penasaran disertai rasa takut dan ngeri. Perlahan tapi pasti   mereka masuk kedalam lubang itu. Awal mulanya, mereka harus  membungkuk untuk melewatinya, namun setelah beberapa saat, mereka dapat berdiri tegak. Lubang itu seperti tidak ada habisnya, gelap dan dingin juga berbau. Mereka berjalan terus dalam diam dan kemudian sampai pada ujung lorong. “Car car, kok udah berenti? “ tanya Dinda “tidak ada apa-apa kok” “iya, gue juga ngga ngerti. Lebih baik kita cek dulu , mungkin ada sesuatu yang kita lewatkan tadi” jawab Carla sambil mulai mengamati sekitarnya “hey! Liat ada pijakkan menuju keatas. Mungkin ini jalan nya Car” celetuk Dinda tiba-tiba “Yeah.. sepertinya lu bener. Pinter juga lu...” puji Carla dengan sepenuh hati Senter yang dibawa oleh Carla diselipkan kedalam sela-sela giginya, dan ia mulai memanjat keatas. Berikutnya Dinda juga naik keatas, diterangi oleh sinar senter milik Carla. Mereka memutuskan menggunakan 1 senter terlebih dahulu agar lebih hemat, walaupun mereka membawa baterai. Begitu sampai diatas, Carla dan Dinda berjalan kedepan dan melihat jalan nya kemudian terbagi menjadi 2. Ruangan pertama terletak disebelah kanan. Carla dan Dinda, melihat ruangan tersebut tidak tertutup, dan dindingnya terbuat dari batu. Didalam ruangan terdapat 1 tempat tidur yang biasanya terdapat dirumah sakit atau di UKS, dilengkapi dengan meja kecil, yang diatasnya terdapat handuk yang sudah tertutup oleh debu, selain itu mereka juga melihat mesin mesin yang terhubung dengan kabel yang juga sudah tertutup oleh debu. Kemudian Carla berjalan perlahan, ada yang menarik perhatiannya tentang tempat tidur itu. Carla kemudian menyentuh pinggiran tempat tidur tersebut dan Carla seperti mendapat pengelihatan. Ia melihat bahwa guru muda itu dipaksa oleh seseorang untuk tidur diatas tempat tidur tersebut, dengan tangan kaki yang terikat kemudian mulut yang dilakban. Guru itu mencoba untuk melarikan diri, tetapi ditahan oleh seseorang, yang langsung menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur. Kemudian orang itu menyalakan mesin, dan memberikan sedikit kejutan listrik kepada guru muda itu. Kemudian orang itu menaikikan volt listriknya lagi dan lagi sampai akhirnya guru itu tidak sadarkan diri. Carla kaget dan terjatuh setelah pengelihatan tersebut. Dinda dengan segera menghampiri Carla dan membantunya berdiri. Untuk sesaat Carla tidak tahu dan tidak mengerti apa yang baru saja terjadi. Ia tidak mengetahui bahwa ia memiliki kemampuan itu. Setelah seluruh kesadaran Carla kembali dan pulih sepenuhnya, Carla langsung menjelaskan hal itu pada Dinda tanpa diminta, dan Dinda cuma bisa melongo mengetahui bahwa sahabatnya bisa mendapatkan pengelihatan tentang sesuatu yang sudah terjadi dimasa lalu. Setelah Carla merasa baikan, dan mereka selesai menjelajahi ruangan pertama, mereka beralih keruangan kedua. Dibandingkan dengan ruangan pertama, ruangan kedua jauh lebih sempit dan hanya terdapat beberapa barang.  Terdapat beberapa peti peti kayu yang biasa digunakan untuk menyimpan berbagai macam barang pada jaman dahulu,  kemudian terdapat meja bundar kecil yang diatasnya terdapat vas berisi bunga yang sudah mulai layu, dan 2 kursi kayu lapuk yang tertutup debu . “Car..” panggil Dinda tiba-tiba “hhhhmmmm...” jawab Carla masih fokus mengamati sekitarnya “kenapa ada vas bunga ya?” tanya Dinda “memangnya kenapa kalau ada vas bunga?” tanya Carla masih belum mengerti “tentu saja ada sesuatu yang salah Car” Ujar Dinda “ Car, berapa lama ruangan ini tidak pernah terbuka?” “sekitar lebih dari 10 tahun kalau tidak salah Din” jawab Carla enteng  “memangnya ada apa Din?” “Coba deh Car, lu perhatiin, bunga yang didalam vas bunga itu adalah bunga yang baru layu. Kalau sudah lebih dari 10 tahun yang lalu tidak ada yang memasuki ruangan ini, mana mungkin bunga itu masih kelihatan baru, dan mungkin saja bunga itu saat ini sudah menjadi hancur karena terlalu lama” celoteh Dinda menjelaskan kepada Carla “iya juga Din, gila lu benar banget. gue ngga perhatian sama sekali dan bahkan tidak menyadarinya” jawab Carla “sekarang kemungkinannya cuma 1 Din, “ “jangan bilang...???? jangan bilang...??? ya ampun, mengerikan sekali” sahut Dinda ngeri “yeah... ada orang lain yang sudah mengetahui lubang dibalik dinding ini, dan sering kesini.” Jelas Carla “berarti kita dalam bahaya, bisa saja orang itu masuk sewaktu-waktu selagi kita ada di dalam sini, kalau itu terjadi, habislah riwayat kita. Masa iya kita tinggal nama Car” jawab Dinda merasa takut Setelah selesai berkata seperti itu, tiba-tiba saja terdengar suara orang batuk. Carla dan Dinda kemudian terkejut dan langsung bersembunyi dibalik peti-peti  barang yang bersusun rapi. Carla dan Dinda merasakan degup jantung mereka semakin kencang, dan keringat dingin mulai keluar dikening mereka. Gawat kalau sampai ketahuan. Mereka tidak boleh ketahuan!
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN