Kesadarannya sangat samar. Ayu bisa mendengar suara di sekitarnya, tapi tidak bisa membuka matanya yang terasa berat. Kelopak mata Ayu masih terpejam, tapi tampak bola matanya bergerak. “Sejauh ini saya hanya melihat kemungkinan kelelahan dan dehidrasi juga.” “Kau yakin tidak ada yang lain?” Ayu tidak mengenal suara pertama yang bicara, tapi suara yang menyahut berikutnya tentu saja dikenalnya. Hide. “Jika berkenan, saya akan melakukan pemeriksaan lebih jauh dan…” “Tttt.. idak…” Ayu memaksakan mata dan lidahnya bergerak. Sedikit kabur, tapi akhirnya bisa mengenali keberadaaannya di mana, dan siapa yang berdiri di sampingnya. Hide menunduk menatapnya, sementara dokter yang tadi bicara pada Hide mendekat dan memeriksa tanda vital Ayu. Ia mengayunkan senter di depan matanya, untuk me