Tanpa bisikan itupun, Ayu sudah bisa merasakan tubuhnya bereaksi dengan tidak pantas begitu mereka berdekatan. Ayu belum pernah menghirup aroma tubuh Hide. Ini adalah pertama kalinya. Aromanya adalah campuran antara teh, dan obat. Tapi Ayu menemukan satu aroma yang tidak bisa dijelaskan. Begitu menciumnya, Ayu seolah menemukan sesuatu yang hilang, dan sudah lama tidak tidak ada di dekatnya, dan kini kembali. “Aku akan melepaskanmu, tapi kau harus memanggilku dengan nama yang tepat.” Hide mengulang permintaannya, dan mengelus telinga Ayu, lalu tengkuknya. “Jangan… lepaskan…” Ayu memejamkan mata, karena tidak yakin akan lebih waras saat membuka matanya. Leher dan wajah Hide akan ada persis di depan wajahnya, dan itu kabar buruk untuk kewarasannya yang hanya tinggal secuil ujung kuku. “