Chapter 14 - Berkunjung ke Makam Bunda
Terlihat pemakaman umum yang sangat rapih. Semua berderet seperti barisan sangat rapih. Akhirnya Clarisa dan Rendy bisa menyempatkan ke makam bundanya Clarisa. Awalnya Clarisa ragu mengajak Rendy ke makam bundanya. Karena ia takut, apa yang ada di dalam mimpinya terjadi. Namun, rasa rindu pada bundanya sudah tidak bisa dibendung lagi. Jadi Clarisa memutuskan untuk mengunjungi makam bundanya.
"Assalamualaikum bunda, maaf udah lama Clara enggak ke sini. Terakhir ke sini saat Clara mau nikah sama Rendy. Sekarang Clara lagi hamil bunda. Sebentar lagi bunda punya cucu. Do'ain Clara sama calon cucu bunda, yah. Biar sehat terus. Clara juga selalu do'ain bunda. Supaya bunda bahagia di sana," tidak terasa air mata Clarisa terjatuh ke pipinya. Hanya ini yang Clarisa lakukan saat rindu pada bundanya. Hanya bisa berbicara di depan pusara bundanya. Tanpa bisa menyentuh apa lagi memeluk bunda. Andai saja bunda belum meninggal. Mungkin saja bunda lah yang selalu memeluk Clarisa saat ia sedang bersedih.
Rendy mengelus halus punggung Clarisa. Rendy memang paling mengerti kesedihan Clarisa. Rendy juga pernah merasakan kehilangan seorang ibu. Namun, ia sangat beruntung karena ternyata ibu Nelly adalah ibu kandungnya. Andai saja itu terjadi pada Clarisa. Sudah pasti ia sangat senang sekali, tapi takdir tidak semudah itu. Tidak semua takdir menyenangkan. Terkadang takdirpun terasa kejam menyakitkan.
Clarisa memejamkan matanya. Sejenak ia flash back ke masa lalunya. Clarisa rindu sekali pada bunda. Ingat sekali cerita bunda yang selalu di dongengkan sebelum tidur.
“Dan sang pangeran pun memilih putri Clara yang baik hati, untuk menjadi permain suri hatinya. Putri Clara pun sangat senang. Karena hanya kebaikan, yang akan membawakan cinta suci. Bukan kejahatan. Meskipun dulunya Putri Clara sangat jahat, tapi cinta sang pangeran, mampu menaklukan hatinya. Dan putri Zuang pun, merelakan pangeran untuk putri Clara,” bunda bercerita dengan penuh ekspresi.
“Terus putri Zuangnya kemana bunda?” tanya Clarisa kecil.
“Putri Zuang akhirnya pergi ke negeri lain. Ia sangat menyesal, karena dulu pernah menyia-nyiakan pangeran. Padahal, pangeran sudah mempercayai putri Zuang. Namun, malah ia khianati, dan selama itu putri Clara masuk dalam kehidupan pangeran. Dan lambat laun, pangeran jatuh cinta dan memilih putri Clara,” terusnya.
“Bunda, aku pengen dapetin pangeran,” rengek Clarisa kecil.
“Kamu pasti bisa kok dapetin pangeran, kan putri bunda ini cantik dan baik hati,” rasanya cerita bunda saat itu adalah gambaran Clarisa saat ini. Andaikan saja akhir cerita yang bunda ceritakan, bisa jadi kenyataan.Clarisa memejamkan matanya. Sejenak ia flash back ke masa lalunya. Clarisa rindu sekali pada bunda. Ingat sekali cerita bunda yang selalu di dongengkan sebelum tidur.
“Dan sang pangeran pun memilih putri Clara yang baik hati, untuk menjadi permain suri hatinya. Putri Clara pun sangat senang. Karena hanya kebaikan, yang akan membawakan cinta suci. Bukan kejahatan. Meskipun dulunya Putri Clara sangat jahat. Tapi cinta sang pangeran, mampu menaklukan hatinya. Dan putri Zuang pun, merelakan pangeran untuk putri Clara,” bunda bercerita dengan penuh ekspresi.
“Terus putri Zuangnya kemana bunda?” tanya Clarisa kecil.
“Putri Zuang akhirnya pergi ke negeri lain. Ia sangat menyesal, karena dulu pernah menyia-nyiakan pangeran. Padahal, pangeran sudah mempercayai putri Zuang. Tapi malah ia khianati, dan selama itu putri Clara masuk dalam kehidupan pangeran. Dan lambat laun, pangeran jatuh cinta dan memilih putri Clara,” terusnya.
“Bunda, aku pengen dapetin pangeran,” rengek Clarisa kecil.
“Kamu pasti bisa kok dapetin pangeran, kan putri bunda ini cantik dan baik hati,” rasanya cerita bunda saat itu adalah gambaran Clarisa saat ini. Andaikan saja akhir cerita yang bunda ceritakan, bisa jadi kenyataan.
"Sayang," bisik Rendy.
Clarisa kembali membuka matanya. Rasanya ingin kembali di mana bunda Clarisa masih hidup. Dulu saat ada bunda kehidupannya sangat bahagia, tapi gara-gara ayahnya. Bunda harus menjadi korban atas keegosian ayahnya Clarisa. Kalau saja ayahnya Clarisa tidak berselingkuh. Pasti pertengkaran itu tidak akan pernah terjadi. Clarisa tahu bukan hanya ayahnya penyebab bundanya meninggal. Namun, Melvina karyawan bunda di Molefato Wedding Organizer. Dia juga menjadi penyebab bundanya hilang kontrol saat itu.
Flash Back
DUUARR!! Suara petir itu menggelegar keras.
“Semua penghianat. Semua yang bunda percaya berbalik menghianati bunda. Ayah kamu selingkuh di belakang bunda!!” bunda Clarisa menangis sambil berbicara seperti itu. Mereka berdua sekarang sedang berada di dalam mobil.
Kring.. kring.. kring..
Ponsel bunda Clarisa berbuyi. “Haloo.. apa..? Engga mungkin... Apa? Bukan saya yang salah, kalo kamu kaya gitu...” Clarisa hanya memandang bundanya.
“Bun..” Bunda Clarisa melambaikan tangannya, tanda tidak mau di ganggu. Bunda Clarisa terus marah-marah dalam telepon itu. Entah siapa yang menelepon bunda. Kayanya sangat menjengkelkan sekali. Malam ini hujan sangat deras, tidak kalah pertir sangat menggelegar membuat Clarisa ketakutan. Bunda mulai kehilangan kendali. Clarisa melihat ada sebuah mini bus di depannya. Bunda lepas kontrol.
Ckkkiiitt..
“BUUNNDDAA!!!” pekik Clarisa. Ia membuka matanya. Ia melihat kesekitarnya. Clarisa langsung memeluk Rendy.
"Udah yah sayang kamu harus tenang. Jangan biiarkan mimpi buruk kamu terus menghantui. Kamu eprlahan harus melupakan apa yang membuat kamu sakit. Aku tahu sayang, melupakan itu sangat sulit, tapi kalau kayak gini terus. Aku takut kamu jadi sakit. Kamu harus kasihan sama diri kamu sendiri. Aku enggak mau sampai kamu sakit sayang," nasihat Rendy. Entah kenapa semenjak kejadian mimpi buruk malam itu. Clarisa jadi sangat pendiam dan banyak melamun. Biasanya Clarisa selalu cerita pada Rendy. Pasti mimpinya berkaitan dengan Rendy. Pikiran Rendy terus menerka. Sebetulnya Clarisa mimpi apa. Sampai-sampai membuat dia menjadi seperti ini.
"Iya sayang, maafkan aku yah. Aku akan coba melupakan itu semua, tapi aku perlu waktu," ujar Clarisa dalam tangisnya.
Rendy mempererat pelukannya. Agar Clarisa bisa tenang. Rasanya sakit juga melihat istrinya sesedih ini. Semoga saja badai ini akan cepat berlalu. Rendy tidak mau Clarisa terus terlarut dalam kesedihannya.
"Ya udah yuk kita pulang!" Ajak Clarisa saat selesai menangis.
Mereka akan beranjak pergi dari makam bundanya Clarisa. Namun, ada sosok pria setengah baya yang menghampiri makam bundanya Clarisa.
"Clara! Kamu di sini," ucap pria itu dengan mulut bergetar.
"Ngapain kamu ke sini? Belum puas kamu nyakitin bunda pergi sana!" Bentak Clarisa kasar.
"Maafin ayah, Clara. Maaf," sesal pria itu yang ternyata ayahnya Clarisa.
Rendy mengerti kenapa Clarisa sekasar itu pada ayahnya. Ini pertama kali ia bertemu dengan ayahnya Clarisa.
"Ayo sayang kita pulang!" Ajak Clarisa dengan menarik tangan Rendy. Rendy pasrah saja menuruti Clarisa. Tadinya ingin sekali menyapa ayahnya Clarisa. Namun, meihat sikap Clarisa pada ayahnya seperti itu. Rendy jadi mengurungkan niatnya.
Mereka sudah sampai di mobil. Rendy mengemudikan mobilnya menuju rumah. Sepanjang perjalanan mereka hanya diam seribu bahasa. Clarisa masih sibuk menangis. Memang bertemu dengan orang yang kita benci itu sanggat menyakitkan. Apalagi orang itu penyebab kehilangan orang yang kita sayangi. Rendy bingung harus melakukan hal apa lagi, yang bisa membuat Clarisa melupakan kenangan pahit di masa lalunya. Ingin sekali Rendy menghapus ingatan buruk tentang masa lalu Clarisa. Namun, apa daya. Rendy hanya bisa menemani dan menghibur Clarisa. Itupun belum nampak jelas. Karena masih saja kenangan pahit itu. Menghantui hidup Clarisa.
********
Hari ini Clarisa seperti biasa mengadakan meeting sebelum menjalankan emat acara pernikahan di akhir weekend ini. Clarisa meminta Ayas kembali merekap gaun yang dulu pernah almarhumah Fitri persentasi kan. Ia kembali meminta Ayas untuk mempersentasikan lagi.
“Layaknya memilih baju pernikahan modern, memilih baju pengantin muslim juga mempunyai kerumitannya sendiri. Malah boleh dikata, lebih rumit. Sebab, ada sejumlah faktor yang butuh diperhatian supaya tidak melanggar ketentuan berpakaian dalam Islam. Sementara, untuk model busana pengantin muslim, sekarang ini tersedia berbagai pilihan dasar berupa gamis, kebaya, ataupun kaftan. Cocokkan model dasar tadi menurut umur, bentuk badan serta tinggi badan. Contohnya untuk yang berumur muda, gunakan model kebaya dengan panjang tidak melewati p****t yang mempunyai aksen bordir yang simpel. Sebutan yang sering digunakan adalah, mewah namun anggun,” jelas Clarisa.
“Penentuan bahan kain boleh menggunakan renda ataupun brokat yang dilapis dengan kain chiffon. Akan tetapi, untuk yang berniat terlihat agak glamour, boleh pula memanfaatkan kebaya dengan panjang selutut bahkan sampai mata kaki menyerupai gaun, untuk wanita yang mempunyai proporsi badan yang tinggi. Pada area kerah, boleh memakai kerah model cheongsam dimana lengannya berbentuk lonceng supaya terkesan feminin,” terusnya.
Clarisa menarik nafas kemudian ia kembali meneruskan penjelasannya, “Tentang penentuan warna, ada baiknya gunakan yang mempunyai warna netral misalnya broken white, gold ataupun aneka warna lain dimana menurut kalian pantas dan pas dengan rona kulit client. Nuansa kebaya yang kalem pas dipakai untuk siang hari. Namun warna yang agak cerah atau malah gelap sesuai digunakan pada kesempatan di malam hari. Mereka yang akan menikah dengan memakai gamis modifikasi ataupun caftan, ada baiknya menggunakan baju pengantin muslim dengan bahan mewah. Begitu juga mengenai detail bordir yang digunakan. Upayakan mengenakan gamis bermotif embroidery yang glamor. Pilihan lain, manfaatkan french lace untuk aksen supaya tampilan terkesan makin feminin. Gunakan yang model gaunnya melebar bak princess dengan begitu akan tampak berisi dan elegan,” Clarisa tampak bersemangat menerangkan presentasinya untuk karyawan barunya. Ia hanya ingin totalitas dalam bekerja di bidang ini. Semoga saja apa yang ia inginkan bisa tercapai. Hari ini memang ada lima karyawan baru sebagai junior desainer.
“Pada model jilbab, kita dapat memperhatikan sejumlah contoh model kerudung pengantin yang tersedia di sejumlah majalah wanita. Tentukan model berjilbab yang tak kelewat banyak motif. Kalian pun tidak usah memberikan tambahan aksesoris yang terlalu banyak untuk gaya jilbab yang kalian pakai. Gunakan model jilbab yang tampak lain dengan model berjilbabkeseharian. Sementara untuk penggunaan perhiasan, coba gunakan perhiasan yang minimalis akan tetapi tetap ekslusif. Saat ini sudah bisa dibuktikan betapa berhijab tidak lah menjadi sebuah rintangan buat seorang mempelai wanita agar tetap terlihat cantik menawan pada hari pernikahan mereka. Malahan dengan dikenakannya jilbab, keanggunan dan keeleganan diri client akan dengan sendirinya terpancar keluar. Selain dari tetap mematuhi aturan-aturan dalam Islam mengenai menutup aurat bagi wanita, penggunaan baju pengantin muslim pun malah akan mempercantik gaya anda di hari istimewa ini, maka itu gunakan lah keadaan ini sebaik-baiknya. Baiklah sekarang selanjutnya Ayas yang akan menjelaskan persentasi konsepnya,” ucap Clarisa mengakhiri persentasinya.
Ayas mengangguk, kemudian berdiri. Clarisa mempersilahkan Ayas untuk bicara, “Terimakasih mba Clarisa, begini saya punya konsep gaun pengatin bridal,” Ayas memperlihatkan sketsa gambar yang sudah ada di tangannya sekarang. Sketsa itu adalah buatan Fitri waktu itu. Konsepnya bagus. Makanya Clarisa meminta Ayas untuk mempersentasikan. Di depan karyawan desainer barunya. “Gaun ini warna putih. Bahannya dari satin, brukat, payet. Lebar d**a delapan puluh dua senti meter, lebar pinggang enam puluh delapan senti meter, lebar pinggul sembilan puluh senti meter, panjang rok seratus sepuluh senti meter. Ada juga gaunnya seperti ini, warna Ivory, bahannya dari sifon, satin, brukat, payet. Lebar d**a sembilan puluh dua senti meter, lebar pinggang tuju puluh dua senti meter, lebar pinggul sembilan empat senti meter, panjang rok seratus sepuluh senti meter,” jelas Ayas persis seperti apa yang dulu Fitri persentasikan. Ternyata daya ingatnya kuat juga.
“Dan yang terakhir, gaun ini berwarna Ivory, bahannya dari satin, bordir, payet. Lebar d**a sembilan puluh empat senti meter, lebar pinggang tuju puluh enam senti meter, lebar pinggul sembilan puluh enam senti meter, panjang rok seratus sepuluh senti meter,” penjelasan Ayas membuat karyawan baru Molefatho Wedding Organizer tercengang. Ya, tidak heran juga sih. Fitrikan lulusan designer Paris. Pantas saja konsep gaun yang ia buat pun pastinya sangat detail. Ayas memang pandai sekali mempersentasikan ya.
“Baik bagus. Nanti kita akan coba lagi konsep yang yang Ayas persentasikan. Next project untuk bulan ini. Pernikanan berukutnya adalah konsep pernikahan muslim. Seperti yang saya bilang tadi kita harus memperhatikan setiap detail, baik sekian persentasi dari saya dan Ayas. Seusai istirahat kalian lanjutkan pekerjaan kalian. Nanti akan di pandu oleh Ayas,” Clarisa mengakhiri persentasinya. Hanya tim busana saja yang ikut meeting kali ini. Untuk membahas busana yang fresh dan baru untuk klien mereka. Agar koleksi baju mereka juga lebih banyak lagi dan banyak pilihannya.
Sejenak kesedihan Clarisa hilang saat berada di kantor. Kesibukan selalu berhasil mengalihkan perhatiannya. Ya, tapi sekarang ia harus memperhatikan kehamilannya.
Tok. Tok. Tok.
Pintu ruangan Clarisa di ketuk.
"Iya masuk!" Izin Clarisa.
"Sayang, yuk kita makan. Oh iya besok jadwal kamu cek up kan? Mau aku antar?" Tanya Rendy perhatian.
"Enggak usah, sayang. Aku udah ada janji sama mama. Jadi biar mama aja yang nemenin, yah. Lagian besok kan kamu ke Banten. Buat foto pre wedding klien kita," tolak Clarisa secara halus.
"Oh gitu, ya udah. Sekarang kita makan yuk!" Ajak Rendy lagi. Kemudian mereka bergegas keluar untuk mencari makanan. Kira-kira menu makanan apa yang akan mereka makan hari ini. Yang jelas enak dan bikin perut kenyang.