“Aku tak menyangka begitu cepat kau berpaling dengan pria lain.” Hampir saja Ruby menjatuhkan piring yang baru saja selesai ia cuci. Ia tak menyangka akan hadir waktu di mana dirinya hanya berdua dengan pria yang tak ingin lagi ditemui. Walau ... sukar. Sejak kedatangannya, Ruby memasang jarak agar tak saling bertegur sapa. Sesekali ia hanya menimpali obrolan penuh basa basi. Wanita cantik itu berusaha menormalkan dirinya. Ia tak boleh terpengaruh oleh kedatangan pria itu. Lewat ekor matanya ia menyadari kalau sang pria, berada tak jauh dari punggungnya. Dapur yang kecil serta penempatan perabot yang jauh berbeda dengan tempat tinggalnya dulu, membuat jarak mereka cukup dekat. “Ada perlu apa?” tanya Ruby sembari menyupayakan dirinya untuk tenang. Tangannya jangan sampai terlihat gemetar