Tak ada yang lebih menyenangkan dalam benak Ruby kecuali melihat dan menyaksikan sendiri bagaimana sosok yang ia hormati dan segani, tampak lahap memakan sajiannya. Bahkan entah sudah berapa kali pujian meluncur dari bibirnya yang dipulas lipstik merah maroon itu. penampilan sang wanita paruh baya juga, tak terlalu berubah sejak terakhir kali mereka bertemu. Kendati begitu, Ruby tak bisa menutupi satu hal; Kate tampak gelisah memikirkan sesuatu. Namun Ruby tak ingin larut terlalu dalam. Dirinya hanya orang luar dan akan seperti itu selamanya. Sudah tak ada keterikatan di antara mereka berdua. Ruby menerima dengan senang hati kunjungan Kate sebagai bentuk dan harapan; jangan putus hubungan mereka. Meski Ruby sudah tak lagi menyandang nama Dominique. “Kau benar-benar piawai dengan dapur, S