Paula ceritakan kisah cinta Mirna dan papanya ke Iin. Dia pikir lambat laun orang-orang juga pasti tahu hubungan khusus antara Mirna dan papanya, dan tidak perlu ditutup-tutupi. Lagi pula dia gerah hidupnya dipantau Iin. Iin benar-benar tidak menyangka bahwa pria yang dia lihat di dalam café mewah beberapa tahun lalu adalah Papa Paula. Dia pun sempat mengatakan bahwa penampakan pria itu sangat mirip Papa Paula. Ingin sekali dia bersorak gembira karena apa yang dia pikirkan adalah kebenaran yang nyata. Iin juga mengepal tangannya kuat-kuat menyesal tidak menginterogasi Paula sedari dulu. "Males gue. Ntar jadi ribut. Apa lagi lu kan ember," decak Paula. "Yeee. Kalo udah diingatkan sedari awal gue juga bakal tutup mulut," "Nggak percaya," Iin mendengus sinis. "Pinter lu ye. Mau deket