Aku terduduk lemah didepan ruang operasi. Dokter mengatakan kalau luka dikepala Aleo adalah luka yang cukup parah dan harus segera dilakukan tindakan. Tak ingin buang waktu, Aku langsung menandatangani surat persetujuan tindakan dan membiarkan dokter melakukan tugasnya. "Sudah 30 menit berlalu. Apa yang terjadi? Kenapa begitu lama? Tuhan tolong selamatkan Aleoku" "Nola berhentilah menangis, Kau dengar aku, Aleo akan baik-baik saja percayalah padaku dia anak yang kuat" Kata-kata penyemangat dari Aryo sama sekali tak membuat hatiku merasa lebih baik. Apalagi jika mengingat bahwa kak Hilda mungkin saja mewariskan gangguan pembekuan darah itu pada Aleo. Tak lama kemudian dokter yang tadi merawat Aleo keluar dari ruang operasi. Aku langsung berlari kearahnya dan menanyakan bagaimana keadaan