15

1491 Kata
Waktu istirahat tiba, semua anak kelas mereka berlarian untuk bermain di luar kelas. Mereka seperti biasa mempunyai permainan kejar-kejaran. Membentuk dua tim yang mempunyai benteng pertahanan yang mereka namakan istana. Peraturan permainan ini adalah siapa yang bisa memasuki istana lawan adalah pemenangnya.           Untuk bisa menduduki istana lawan, setiap tim bergantian menjadi umpan untuk memancing siapa yang akan keluar melakukan pengejaran. Tetapi jika pihak lawan yang duluan keluar, mereka juga bisa dikejar oleh pemain lain yang berbeda tim. Jika tertangkap akan menjadi tawanan di istana lawan, jika tidak mau tertangkap mereka bisa menghindari kejaran dan kembali ke istananya. Biasanya tim berisikan tim perempuan dan tim laki-laki, jumlah anggota tiap-tiap tim tidak terbatas selama jumlahnya sama.           Hendry selama permainan selalu mengamati permainan yang dilakukan Ollie, sepertinya ia menjadi pengamat yang sangat jeli jika menyangkut siapa yang keluar dan pemain mana yang menjadi kelemahan pihak lawan. Ollie buka pemain yang berlari terlalu kencang, tetapi ia bisa menangkap lawan yang tidak siap sergapan Ollie yang tiba-tiba tanpa sadar saat ia keluar. Dan mampu menghindar lumayan cepat dari kejaran dan bisa kembali ke istananya tanpa ditangkap. Ia juga mampu membaca situasi untuk membebaskan tahanan dari penjagaan atau menduduki istana tanpa terduga.           Untuk hari ini mereka juga melakukan permainan seperti menjadi kebiasaan, Hendry menjadi pertama kali menjadi umpan dan mengajukan syarat. Jarak antar istana lawan dan pemain umpan sekitar tiga meter, lapangan yang mereka gunakan untuk bermain seluas lapangan sepakbola.           ”Jika aku tidak bisa ditangkap kali ini. Aku ingin Ollie yang selanjutnya menjadi umpan. Teman-teman tidak akan membantu pengejaran. Dan itu berlaku sama saat Ollie menjadi umpan nanti.”           Tim perempuan terlihat bersemangat karena Hendry merupakan pelari yang cepat diantara tim mereka, jika ia bisa ditangkap maka mereka akan lebih mudah untuk menduduki istana tim laki-laki.           ”Baik!” jawab mereka lantang. Ollie kaget dengan persyaratan tersebut, dan memandang Hendry dengan curiga yang dibalas Hendry dengan cengiran jahilnya.           Pengejaran dilakukan sebanyak dua orang pelari tercepat tim perempuan dan dua orang yang tidak begitu cepat, tetapi masih menyisakan pelari tercepat satu orang tinggal di istana. Jika kemungkinan bahwa Hendry hanya akan menjebak mereka. Namun Hendry benar-benar berlari sendirian, ia hanya harus menghindar sebanyak mungkin dari kejaran dan segera kembali ke istananya.           Sesuai dengan perjanjian tadi, Ollie menjadi umpan. Ia memandang setiap pemain yang cowok, karena permainan baru di mulai belum ada pemain yang ditangkap. Artinya setiap kelompok masih mempunyai pemain yang larinya lebih paling cepat di tim masing-masing.           Hendry yang sudah mengatur nafas berkata pada teman-teman satu timnya, aku yang melakukan pengejaran dan akan menangkapnya. Ia melihat Ollie berpikir untuk memikirkan cara tercepat bisa menghindar dari pengejaran, Hendry tersenyum simpul dan mulai melakukan pengejaran.           Hendry sudah menghafal kebiasan dari Ollie, ia mempercepat lari untuk memperpendek jaraknya. Melihat Hendry yang semakin mendekat dibelakangnya, Ollie menghindar dengan berputar yang menyebabkannya terpeleset. Hendry tidak membuang kesempatan itu dan langsung menubruk Ollie sampai mereka terjatuh.           Ollie berbalik dan cemberut kepada Hendry, biasa mereka hanya menangkap dengan memegang bagian tubuh lawan yang bisa dicapai dengan memukul atau kalau bisa menarik baju sehingga terasa oleh lawan bahwa ia bisa dikejar. Tetapi Hendry menangkap Ollie kali ini dengan menubruknya hingga mereka terjatuh, yang hanya dibalas Hendry dengan senyum kemenangan di wajahnya. Teman-teman mereka tertawa melihat kejadian itu, mereka melihat bahwa keduanya terpeleset dan terjatuh dan menyebabkan Ollie tertangkap.           ”Mengapa menjatuhkan aku seperti itu? Tanpa kau dorong aku juga sudah terpeleset, kan tidak mesti ditabrak. Sakit tahu!” Ollie cemberut berjalan di sebelah Hendry menuju istana tim laki-laki.           ”Akukan juga terpeleset tadi. Tidak sengaja menabrakmu.” Jawab Hendry dengan santai.           ”Kau tidak terpeleset tetapi sengaja menjatuhkan diri tadi.” Balas Ollie kesal karena terjatuh.           ”Teman-teman pasti melihatnya, bahwa aku juga terpeleset tadi.” Hendry masih tersenyum senang.           Sampai di istana laki-laki, mereka di sambut dengan gelak tawa dan gurauan. ”Tangkap yang unik, Hen. Sama-sama terpeleset dan menangkap tawanan.” Ollie mendelik kepada Hendry yang masih tersenyum lebar seolah mengatakan apa ku bilang? Mereka melihat bahwa kita sama-sama terpeleset.           Tawanan biasanya berdiri disepanjang perbatasan yang menjadi wilayah istana, tetapi Ollie duduk di dalam di sebelah Hendry yang akan menariknya kembali duduk jika ia berdiri di perbatasan. Jika ada temannya yang dekat dan berhasil menangkapnya kembali iapun bisa kembali ke istanannya.           Ollie tidak bisa melihat jalannya permainan ini berlanjut, tetapi sesaat kemudian ada temannya yang juga tertangkap. Akhirnyapun Ollie berdiri di perbatasan bersama dengan temannya. Saat Ollie akan berteriak untuk memberi tahu kepada teman-temannya di istana, Hendry membekap mulutnya dengan sebelah tangannya dari belakangnya. Ollie mendelik kearah Hendry yang tersenyum lalu memberi peringatan.           ”Kau tidak boleh memberi tahu apa-apa kepada temanmu. Atau aku akan memasukkan kembali membekap mulutmu dengan tanganku.”           ”Mengapa tidak boleh, biasanya seperti itu kok.” Ollie tidak senang dengan perbuatan Hendry.           ”Tidak boleh karena kau tawananku.” Hendry tersenyum senang karena bisa menyudutkan Ollie.           Walaupun begitu teman Ollie berteriak kepada teman-temannya untuk membebaskan mereka atau memberi tahu siapa saja yang bisa ditangkap. Tetapi tim Ollie terus bertambah menjadi tawanan kalau seperti ini tim mereka pasti akan kalah. Dan tentunya saja permainan berakhir saat tim lelaki bisa memasuki istana cewek, dan saat itu bel tanda masukpun berbunyi.           Anggota tim lelaki senang karena bisa menang, Ollie berjalan menuju kelas dengan Hendry di sebelahnya yang tersenyum bangga karena menang membuat Ollie bertanya.           ”Mengapa begitu senang? Kan hanya menang satu kali ini!”           ”Aku senang, karena aku menjadi pemain yang menentukan kemenangan ini.”           ”Kau tidak banyak menangkap tawanan dan bukan orang yang memasuki istana. Lagi pula kau banyak berada di istanamu. Mengapa egomu tinggi sekali dengan mengatakan itu?”           ”Karena aku menangkapmu, dan tidak membiarkan dirimu memberi tahu apa-apa kepada temanmu. Kami berhasil menangkan!”           ”Mengapa berbicara seperti itu? Setiap orang dalam tim punya peranan sendiri masing-masing. Egomu terlalu tinggi.”           ”Kalau kau tidak tertangkap belum tentu kami akan menang. Kau biasanya akan membaca situasi apa yang bisa membuat timmu menang. Kau otak dari kemenangan timmu biasanya.”           Ollie berjalan tanpa menjawab kembali apa yang dibicarakan Hendry, saat duduk di kursinya dan menoleh kembali kearah Hendry, ia masih tersenyum penuh kemenangan di wajahnya dan membuat Ollie berpaling. Mereka belajar kesenian saat ini dan menghabiskan waktu dengan menggambar. ∞           Saat Lulu membuka pintu kamar Ollie, Hendry berdiri dan melangkah menuju pintu dan memberitahu bahwa ia akan keluar untuk melakukan tugasnya. Ia akan kembali lagi nanti kepada Lulu, yang dijawab Lulu dengan mengangguk.           Lulu duduk di kursi yang ditinggalkan Hendry tadi, dengan menggenggam tangan Ollie, sekali-kali ia juga mengusapkan tangan tersebut ke pipinya. Lulu menunggu Ollie dengan duduk, ia tidak bisa tidur walaupun sudah pukul dua belas. Iapun akhirnya berbicara dengan Ollie setelah berpikir-pikir, tentang semua yang sering ia bicarakan dengan kakaknya ini.           Hendry masuk ke ruangan perawatan Ollie tanpa bersuara, saat Lulu berbicara kepada Ollie tentang pangeran berjubah putih yang membuat Hendry terpaku di tempatnya.           ”Kak Ollie bangun! Apakah kakak tidak tahu pangeran berjubah putih kakak telah datang?” Bisik Lulu ditelinga Ollie yang belum sadar.           ”Kak! Mengapa kakak belum juga bangun?” ia mengusap lembut wajah Ollie. ”Kakak sering berbicara kepadaku tentang pangeran berjubah putihmu, bukan!” sambil mendekat wajah untuk memandang Ollie. ”Ia ada di sisi kakak selama ini. Kalau kakak tidak tahu, ia adalah Kak Hendry.”           Lulu berbicara seakan-akan membujuk Ollie untuk bangun. ”Kak! Apakah kakak tidak ingin bangun setelah begitu lama menunggu pangeranmu? Atau apakah kakak ingin membiarkan ia menunggu kakak sekarang? Jangan terlalu lama membuat ia menunggu, kami semua di sini menunggu kakak!” Lulu tidak tahan sehingga meneteskan air mata.           Melihat Lulu menangis dan kecapekan, Hendry akhirnya membuat suara menandakan kedatangannya. Walaupun ia sudah dari tadi berdiri di sana, mendengarkan perkataan Lulu. ”Kau belum istihrahat?” Hendry memandang Lulu dengan perhatian yang sedang mengusap matanya, seolah-olah ia tidak mendengar perkataan dan melihat Lulu menangis.           ”Kalau aku tidur, aku takut kalau terjadi apa-apa dengan Kak Ollie.”           ”Aku akan berjaga  dan menungguinya di sini. Kau lebih baik tidur di sana.” Hendry menunjuk sofa yang ada di sudut ruangan itu.           Lulu memandang Hendry untuk menyakinkan bahwa ia tidak salah dengar, dan melihat Hendry mengangguk menenangkannya dan berkata. ”Kau tidak perlu khawatir, aku tidak akan meninggalkan Ollie sejenakpun. Jadi kau bisa tidur dan istirahat. Kita tidak perlu tambahan orang yang sakit saat ini. Ollie tidak akan meninggalkan orang-orang yang di sayanginya dalam keadaan mencemaskannya seperti ini. Itu bukan sifatnya dari dulu.”           Lulu mengangguk dan menuruti perkataan Hendry, untuk istirahat dan berusaha untuk tidur di sofa itu. Saat Lulu berjalan kearah sofa yang dekat dengan Hendry berdiri, Hendry memberikan jaket dan kain yang dipegangnya. Setelah Lulu berbaring di sana, Hendry duduk di samping Ollie tanpa mengatakan apa-apa, hanya memandanginya dengan intens. Setelah Lulu terlelap Hendry berbisik ditelinga Ollie.           ”Hei kecil. Kau selama ini menunggu pangeran berjubah putihmu, bukan! Sepertinya akulah orangnya.” Hendry berbisik dengan senyum tipis mengetahui hal itu.           ”Aku memang datang untuk menjemputmu. Apakah kau tidak mau bangun untukku sekarang dan mengakhiri penantian ini? Aku memenuhi janji yang pernah aku katakan dulu. Apakah kau ingat?”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN