"Bu ... Ariena—" "Sudahlah, Nak. Ibu akan baik-baik saja di sini. Kita masih bisa berkomunikasi. Jangan sia-siakan kesempatan yang ada, Nak. Selama dua bulan ini kamu sudah bekerja keras, mengikuti bimbingan di sana-sini. Ibu dan Ayah sangat bangga kamu bisa lolos seleksi beasiswa ke Paris, Nak. Bukankah ini yang kamu impikan dari kecil dulu, hmm? Kamu ingat tidak, saat Ibu dan Ayah bertanya dulu, negara mana yang sangat ingin kamu kunjungi ketika besar nanti? Kamu dengan polosnya menjawab 'Paris'." "Lalu sekarang ini, semua impianmu sudah ada di depan mata. Kamu mau membuang kesempatan ini begitu saja? Tidak. Ibu tidak akan pernah setuju jika kamu mundur. Ayah, tolong bicaralah. Putrimu ini kenapa jadi keras kepala begini? Apa yang dia khawatirkan tentang kondisi ibunya ini? Hipertensi