11~ Kesempatan Dalam Kesempitan

1016 Kata

"Kenapa pada diem?" tanya Rama, sekali lagi bergantian menatap anak dan menantu. "Gak ada masalah kok, Pa," sahut Wira, "Papa tenang aja, kalau udah waktunya papa dan mama pasti punya cucu." Tersenyum tenang seperti tidak terjadi apa-apa. Berbeda dengan Mita, mata bulatnya menatap suami dengan tajam. 'Bisa-bisanya dia ngomong sesantai itu,' batinnya. "Ayo, Pa! Kita jadi pulang sekarang gak?" Andini muncul sudah dengan tas dan penampilan rapi. "Jadi, dong, Ma," jawab Rama, mengangguk. Andini kemudian menatap putrinya. "Kamu lanjutkan bikin sarapan. Tinggal masuk-masukin aja semua bahannya." "Iya, Mama," angguk Mita dengan malas. Wanita paruh baya itu kemudian mengalihkan pandangan pada menantu. "Jangan bantuin istri kamu. Biar dia belajar masak. Masa bikin nasi goreng aja gak bisa."

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN