Bab 24. Luka di Masa Lalu

1041 Kata

Adiwiguna yang juga baru tiba di ruangan yang sama dengan Bima dan ibunya kini berdiri tepat di samping Kaila. Pria paruh baya itu menatap istri juga putranya dengan perasaan penuh haru. Ia bahkan tidak pernah melihat Abimanyu Wibowo sebahagia itu. Adi menoleh dan menatap wajah Kaila dari arah samping. "Selamat, Kaila. Akhirnya kamu menjadi menantu yang sesungguhnya," ucapnya setengah berbisik. "Tidak, Dad. Aku belum menjadi menantu yang sesungguhnya karena syarat untuk menjadi menantu Mommy Farida sangat berat," batin Kaila tanpa mampu mengatakannya secara langsung. Pikiran seorang Kaila seakan masih melayang entah ke mana. "Kaila," sapa Adiwiguna karena hanya kebisuan yang dia terima. "Hah? I-iya, Dad. Aku seneng ko, seneng banget," jawab Kaila akhirnya tersadar dari lamunan panjangn

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN