Bab 28. Penyesalan

1022 Kata

"Nggak, Mas. Tadi itu, anu--" jawab Kaila terbata-bata tidak tahu harus menjawab apa. Kaila tidak menyangka bahwa ucapannya akan terdengar oleh Bima juga ayah mertuanya. Perasaan seorang Kaila semakin merasa tidak karuan, tubuhnya yang masih lemas karena efek anestesi yang masih belum sepenuhnya menghilang semakin membuatnya kehilangan tenaga untuk menjelaskan keadaan yang sebenarnya. Hanya bola matanya saja yang seketika memerah, kesedihan benar-benar terpancar jelas dari sorot mata seorang Kaila. "Apa yang kamu katakan sama Kaila, Farida? Dia baru saja melahirkan lho. Sebagai seorang Ibu kamu pasti tahu bagaimana rasanya melahirkan, apa lagi melahirkan anak kembar!" tegas Adiwiguna menatap tajam wajah istrinya. Farida memejamkan kedua matanya mencoba untuk bersikap tenang. Ia akan ber

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN