Prolog
Cowok Anime, dia musuhku. Satu-satunya cowok yang sering menyebutku TIMAH! benar-benar menyebalkan. Wajahnya yang tampan, dengan rahang tegas dan lancip, hidung mancung, tatapan yang tajam namun sweet ditambah dengan bibir yang tipis. Visualnya boleh seperti dewa, tapi kelakuannya bahkan lebih rendah dari setan sekalipun. Menyebalkan, suka membuat darah tinggi dan yang pasti dia suka sekali menggombali ku. Sialnya, aku tidak bisa mengelak lebih lama lagi saat Cowok Anime benar-benar membuatku terpana, oleh kebaikan serta perhatian yang tak pernah diperlihatkan nya di depan umum.
Cinta datang tanpa kita tau dari mana arahnya, seperti juga dirimu. Kadang, aku bingung dengan sikapmu, sifatmu dan juga hatimu. Kamu terlalu baik dalam memperlakukanku hingga aku takut salah mengartikan semua itu. Rasa sayang datang tanpa bisa kucegah, ya, kamu berhasil membuatku jatuh cinta.
Kedatanganmu selalu kutolak mentah-mentah, tapi kamu tidak pernah menyerah. Aku harus apa? Bahkan aku sendiri masih tak percaya dengan perasaanku, hatiku, dan juga sikapku saat berhadapan denganmu hingga aku bisa jatuh cinta kepadamu.
Kebaikan yang selalu kamu tutupi dari semua orang membuatku jatuh cinta lagi dan lagi. Banyak hal yang harus aku korbankan karena menjadikanmu sebagai kekasihku. Teman, cinta pertama, dan juga hatiku. Citraku sebagai si cewek jutek tidak pernah mempan melawan mu, karena setiap kali bertatapan, jantungku terasa berdetak lebih cepat. Ah, aku benar-benar sudah bertekuk lutut karenamu.
Daniel Dirgantara, kamu terlalu istimewa buatku. Datang seenak hati dengan membawa tiga siklus sekaligus yang dapat mengubah kehidupanku dan cara pandangku terhadapmu. Tiga siklus, Terpaksa peduli-Beneran Peduli-Mencintai. Aku mencintaimu, maka aku harus rela untuk sakit karena kebiasaanmu. Heran, tentu saja. Kenapa aku bisa menerima seseorang yang berkelakuan seperti setan, suka menempel pada gadis manapun dan tentunya suka sekali bergonta ganti pacar. Tapi Daniel, aku sudah terlanjur mencintaimu, maka dari itu, bolehkah aku meminta sesuatu kepadamu, jangan pernah pergi.
Haha, sangat lucu! aku meminta mu untuk tidak pergi, dan kamu berjanji tidak akan pernah pergi. Namun pada kenyataannya kamu tetap pergi. Sepucuk surat untuk mengucap perpisahan?? Oh ayolah, Daniel. Ini tidak lucu sama sekali, tapi saat itu perasaanku sudah hancur, marah, serta kecewa bercampur. Daniel Dirgantara yang ku kenal selama beberapa tahun, ternyata hanya singgah.
Meski begitu, rasaku tidak akan pernah berubah. Bodoh, tapi itulah yang namanya cinta, sering kali membodohi kita. Daniel, dimanapun kamu berada saat ini entah hari ini, minggu ini, bulan ini atau bahkan tahun ini aku selalu berharap kembalinya dirimu untuk mengulang kisah denganku, Lagi.
Salam,
Tiara Maharani
Tiara menutup buku Diary itu saat suara Bunda memasuki indra pendengarannya, cewek berambut pendek yang tergerai itu segera melangkah keluar kamar sebelum semua benda dapur berbunyi nyaring. Kelakukan Bunda nya memang tidak pernah bisa diprediksi oleh Tiara. Menarik koper berukuran sedang, berjalan menuruni anak tangga.
“Tiara..! ya allah, cepetan!” teriak Bunda dari bawah, sekali lagi. Saat netranya tak sengaja menatap benda apa yang dibawa oleh Tiara, perempuan berusia 43 tahun itu mendengus, jemarinya segera menarik buku diary itu dengan sedikit memaksa. “Biar Bunda yang simpen.” katanya, serius.
“Bunda, jangan ih!” ingin merebut, Tapi Bunda Intan terlalu gesit menghindar.
“Bunda nggak mau pendidikanmu jadi terganggu karena mengingat dia terus, Tiara.” lanjut Bunda nya, sudah lupa akan jadwal penerbangan Tiara. Bunda Intan menelan ludah, mengalihkan tatapan saat Tiara menatapnya dengan mata berkaca-kaca, dia tidak tega, sungguh. Tapi Bunda Intan lebih tidak tega saat Tiara harus mengingat kenangan itu lagi.
“Jaga buku itu baik-baik ya, Bun.”
Melenggang pergi, mendahului sang Bunda menuju garasi.
Hari ini, Tiara akan pergi ke London untuk melanjutkan pendidikan disana, awalnya dia menolak karena tidak ingin meninggalkan kota yang sudah mencetak banyak kenangan indah nya bersama dia. Dia yang membuat Tiara hancur.