Chapter 22

1137 Kata

Aretha menatap gedung rumah sederhana yang baru saja ia sewa, bangunannya rumahnya berwarna putih gading dan dikelilingi dengan berbagai macam tanaman yang menambah kesan asri pada rumah itu. Merasa sudah puas melihat rumahnya dari depan, Aretha membuka gerbang mungil dan melangkahkan kakinya memasuki pekarangan rumah. Sebuah dering telepon baru saja menghentikan aktifitasnya mengambil kunci rumah dari dalam tas nya. "Hallo, Ma? Jawab Aretha pada deringan keempat. "Kamu sudah sampai? Kok enggak nelepon mama?" tanya Elysia dengan nada khawatir. Aretha menyengir. "Aretha baru juga sampai, Ma. Belum buka pintu rumah." "Bagaimana tadi perjalanan kamu?" "Lancar kok, Aretha menikmati perjalanan kesini." "Syukurlah. Yasudah, kamu istirahat saja dulu nanti Mama telepon lagi. Kamu juga janga

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN