Moerae 1
Disuatu pagi yang cerah, seorang gadis sedang menatap lurus pemandangan kota yang ada di depannya. Pemandangan yang sangat jarang ditemuinya, pemandangan yang hanya ditemuinya setelah membujuk sang Raja.
Raja? Ya Raja.
Saat ini dunia kembali menggunakan sistem kerajaan, bukan kerajaan dengan kuda sebagai transportasi atau sesuatu yang berbau tradisional. Tetapi kerajaan yang modern dengan ilmu pengetahuan yang jauh lebih canggih.
Kerajaan Ethiopia adalah salah satu dari beberapa kerajaan yang sangat makmur dan maju pada saat ini. Dengan Raja yang tegas tapi sangat memperdulikan rakyatnya dan Ratu yang sangat mencintai keluarga serta rakyatnya.
Kehidupan di istana sangat nyaman tapi tidak bagi gadis itu, Moerae clover Putri bungsu kerajaan Ethiopia. Putri Moerae sangat bosan dengan kehidupan kerajaan dan sangat mengimpikan hidup diluar Istana, seperti saat ini dia yang sedang berada di penthouse-nya di bumi.
Bumi? Yaa kerajaan mereka berada di luar angkasa.
Bukan! Mereka bukan alien.
Seperti yang ada difilm-film, mereka hanya manusia yang menciptakan dunia baru di luar angkasa. Dunia yang katanya jauh lebih baik dari pada di bumi..
Benar saja di sana, di dunia baru yang mereka ciptakan sangat jauh berbeda dengan bumi, tidak ada kemacetan tidak ada polusi.
Hidup di sana benar-benar sangat makmur.
Tok.. tok.. tok.. Putri Moerae melihat kearah pintu kamarnya dan memberi aba-aba untuk membuka pintu. Di ambang pintu sudah terlihat perempuan berusia akhir dua puluh tahun. Perempuan itu adalah asisten Putri Moerae sejak dirinya masih kecil.
"Ada apa Lusinta?" tanya Putri Moerae begitu Lusinta menghampirinya.
"Saya ingin menyampaikan pesan dari Raja untukmu Putri," jawab Lusinta menatap Putri Moerae.
Putri Moerae mengedipkan matanya berkali-kali sebelum dia menanyakan apa pesan dari Raja yang juga Ayahnya tersebut.
"Apa pesannya?" tanya Putri Moerae lagi.
"Raja meminta Putri segera kembali ke Istana."
Sontak Putri Moerae terkejut mendengar pernyataan Lusinta, asistennya. Selama ini Ayahnya itu tidak pernah memanggil pulang Putri bungsunya itu secara dadakan seperti hari ini.
"Kenapa? Apa Ayah sedang sakit atau Bunda? Atau putra mahkota akan menikah?" tanya Putri Moerae dengan nada khawatir.
"Saya tidak tau Putri, saya hanya mendapat pesan itu," ujar Lusinta tak enak.
Putri Moerae diam berpikir cukup lama tentang apa yang menjadi penyebab Ayahnya memintanya untuk pulang, lalu dia menghela nafas panjang sebelum akhirnya meminta Lusinta untuk segera mempersiapkan kepulangannya Ethiopia.
"Apa yang sedang terjadi di Ethiopia sampai Ayah memintaku pulang?" batin Putri Moerae. "Semoga tidak ada hal yang berarti untukku." batinnya lagi.
===
==
=
Setelah urusan untuk kepulangan selesai, Putri Moerae langsung kembali ke Ethiopia. Perjalanan dari bumi ke Ethiopia memakan waktu 1 jam dengan menggunakan pesawat khusus pesawat seperti quinjet yang ada di film ternama mcu.
Di pesawat Putri Moerae tidak berhenti berfikir apa yang sebenarnya terjadi di Istana sehingga dia harus pulang sebelum waktu yang telah di tentukan.
“Lusinta,” panggil Putri Moerae.
“Iya Putri,” jawab Lusinta sopan.
“Menurut mu apa yang sedang terjadi di Ethiopia? Da kenapa Raja tiba-tiba minta ku untuk pulang?” tanya Putri Moerae dengan wajah bingungnya.
“Hmm--- saya tidak tau Putri. Saya hanya diminta untuk membawa Putri pulang," jawab Lusinta masih dengan nada yang sangat sopan.
Putri Moerae hanya menghela nafas.
“Maaf Putri,” ujar Lusinta merasa bersalah karna tidak bisa menjawab pertanyaan Putri Moerae.
“Tidak Lusinta, bukan salah mu," sahut Putri Moerae dengan senyum ramah.
“Terima kasih Putri," balas Lusinta sambil menunduk hormat pada Putri Moerae.
Putri Moerae hanya tersenyum tipis lalu kembali berbicara. “Lusinta, aku akan tidur sebentar, tolong bangunkan aku ketika kita sudah sampai," pinta Putri Moerae.
“Baik Putri," ujar Lusinta sambil membenarkan selimut putri Moerae. Setelahnya Putri Moerae langsung memejamkan matanya dan tidur.
1 jam kemudian, Putri Moerae bersama Asisten dan pengawalnya sudah berada di Istana Ethiopia. Begitu turun dari pesawat Putri Moerae langsung mengarahkan langkahnya ke ruang kerja sang Raja.
Tidak ada penyambutan khusus ala kerajaan, Putri Moerae pergi ke Bumi bukan dalam rangka kepentingan kerajaan di samping itu Putri Moerae sangat membenci penyambutan ala kerajaan yang berlebihan.
Tok..tok..tok.. Putri Moerae mengetuk pintu ruang kerja sang Raja yang mana adalah Ayahnya sendiri.
“Masuk," perintah Raja James dari dalam ruangannya.
Putri Moerae masuk lebih dalam ruangan Raja setelah memberi hormat pada Ayahnya.
“Ayah, Bunda,” Sapa Putri Moerae dalam hormatnya.
“Putri, kau sudah sampai?” tanya Ratu sambil tersenyum ramah.
“Sudah Bunda," jawab Putri Moerae sambil mendekati Ratu Dara dan memeluknya.
“Bagaimana perjalanan mu kali ini Putri?” tanya Raja James setelah mempersilahkan Putri Moerae untuk duduk.
“Tidak buruk Ayah.” Jawab Putri Moerae ramah dengan senyum yang dibubuhkannya diakhir.
Raja hanya mengangguk mengerti. “Hmm Putri," panggil Raja James setelah diam sejenak.
“Iya Ayah.”
“Apa kau tau, apa hal yang membuat mu harus kembali ke Ethiopia sebelum waktunya?” tanya Raja James pada Putri Moerae.
“Maaf Ayah, Lusinta hanya menyampaikan bahwa aku harus pulang ke Ethiopia tanpa memberitahu alasannya,” ujar Putri Moerae jujur.
“Ratu, kau tidak memberitahu Lusinta alasannya?” tanya Raja James sambil menoleh pada Ratu Dara.
“Tidak Raja, maafkan aku,” jawab Ratu Dara.
“Baiklah..”
“Ada apa Ayah, Bunda? Apakah ada sesuatu yang terjadi?” tanya Putri Moerae khawatir.
Raja James bergumam panjang menatap Putri Moerae sebelum memulai berbicara.“Begini Putri, aku ingin kau menghadiri acara di kerajaan Aston Putri," ujar Raja James dengan nada serius.
Putri Moerae membelalakkan matanya, bukan karna ini pertama kalinya dia di minta untuk menghadiri acara kerajaan lain. Tapi karna kaget Raja sekaligus Ayahnya tersebut tidak bosan untuk memintanya menghadiri acara kerajaan.
“Maaf Raja," ujar Putri meminta Raja James mengulang ucapannya lagi, kalau saja dia salah dengar.
“Aku meminta mu ke sini sebagai Putri ku Moerae, ini hanya pembicaraan orang tua dan anaknya,” pungkas Raja James tegas.
“Baik Ayah.” Ujar Putri Moerae pasrah.
“Aku ingin tidak ada penolakan kali ini," ujar Raja James dengan nada yang tak kalah tegas dari sebelumnya.
“Maaf Ayah. Tapi apa Ayah tidak salah meminta ku untuk menghadiri acara kerajaan apalagi sebesar kerajaan Aston?" tanya Putri Moerae.
“Tidak. Kau Putri bungsu Ethiopia, kau berhak untuk menghadiri acara kerajaan manapun baik itu kerajaan besar atau kerajaan kecil,” Terang Raja James.
“Apa Felix menyetujuinya Ayah? Ku pikir Felix tidak akan setuju Ayah,” sanggah Putri Moerae dengan harapan besar.
“Felix hanya putra mahkota, aku Raja di sini. Felix tidak bisa membantah ku apalagi ini bukan hal buruk untukmu,” ujar Raja James dengan nada tegasnya.
“Bunda,” panggil Putri Moerae sambil menoleh pada Ratu Dara yang berada tepat di sebelahnya guna meminta bantuan.
“Ikuti saja permintaan Ayahmu," ujar Ratu Dara yang paham jika Putri bungsunya ingin meminta pertolongan padanya.
Putri Moerae menghela nafas panjang, dia tidak berhasil mendapatkan bantuan dari manapun, itu artinya Putri Moerae harus menghadiri acara yang dimaksud oleh Ayahnya, acara di kerajaan Aston.
“Baiklah Bunda," ujar Putri Moerae pasrah. “Tapi acara apa yang harus ku datangin Ayah?” tanya nya lagi.
“Hanya ulang tahun Putri bungsu Aston, Felix akan pergi bersama mu Putri. Ayah dan Bunda harus pergi ke kerajaan Phoenix untuk acara lain,” ujar Raja James menjelaskan.
“Maaf Ayah, kenapa tidak Pangeran Felix saja yang pergi menghadiri acara tersebut?”
“Karna acara itu diperuntukkan untuk kalangan Putri dari berbagai kerajaan Moerae, Pangeran Felix hanya menemani mu saja,” sela Ratu Dara sambil mengelus tangan Putri Moerae yang digenggamnya sedari tadi.
“Apa ada maksud terselubung dari acara ini mengapa hanya para Putri?” tanya Putri Moerae dalam hati. “Maaf Ayah, Bunda. Apa Lusinta ikut bersama ku?” tanya Putri Moerae sambil menatap Bundanya.
“Tentu saja Putri, dia asisten mu, dia akan mengikuti mu kemanapun kau pergi seperti biasanya,” jawab Ratu Dara sambil tersenyum.
“Tapi kau harus ingat Putri, jangan sesekali berfikir untuk kabur dari hal ini, karna mendatangi acara ini adalah kewajiban mu,” ujar Raja James tegas.
Putri Moerae diam tak menjawab peringatan yang dilontarkan Raja James untuknya. Peringatan yang diberikan Raja James pada Putri Moerae bukan tanpa alasan, Putri Moerae adalah Putri yang sangat suka kabur dari Istana, hanya karna ingin melihat dunia luar. Hal tersebut membuat Putri Moerae dikekang di dalam Istana dan hanya diperbolehkan ke Bumi sekali sebulan.
“Apa kau mendengarnya Putri?” tanya Raja James memastikan.
“Iya Ayah.”
“Baiklah kalau begitu. Kau bisa kembali ke kamar mu. Istirahat lah, untuk ke Aston membutuhkan waktu yg lebih lama dari pada ke bumi Putri.” Ujar Raja James perhatian.
“Baik Ayah, Bunda,” pamit Putri Moerae ramah lalu memberi hormat pada kedua orang tuanya.
“Iya Putri.”
Putri Moerae keluar dari ruangan kerja Raja James dengan lemas, Putri Moerae melangkahkan kedua kakinya menuju kamarnya. Selama berjalan ke kamarnya Putri Moerae hanya diam sambil menundukkan kepalanya sekaligus berpikir bagaimana caranya agar dia lepas dari kewajibannya itu.
“Putri Moerae," panggil seorang Pria yang duduk tak jauh dari tempat Putri Moerae berdiri. Dia adalah Pangeran Felix, Saudara nomor 2 Putri Moerae, sang Putra mahkota calon penerus kerajaan Ethiopia.
“Felix!" pekik Putri Moerae sembari berlari ke arah Pangeran Felix dan langsung memeluk Pangeran Felix erat. Pangeran Felix membalas pelukan Putri Moerae sambil terkekeh kecil.
“Bagaimana perjalanan mu Putri?” tanya Pangeran Felix lembut.
“Tidak buruk tapi sedikit terganggu karna Raja meminta ku kembali.” Ujar Putri Moerae dengan nada kesal.
“Apa itu mengenai acara yang diadakan kerajaan Aston?” tebak Pangeran Felix.
“Iya. Apakah kau tidak bisa meminta Ayah untuk membatalkan nya untuk ku?” tanya Putri Moerae sambil menatap harap Pangeran Felix.
“Jika aku mau membantumu kali ini, Raja tidak akan mengizinkan hal tersebut Moerae.” Ujar Pangeran Felix sambil tersenyum pada Putri Moerae.
“Sudah kuduga.”
“Ikuti saja acara nya dengan baik. Anggap saja ini satu-satunya alasan mu untuk bisa melihat Aston. Apa kau tidak penasaran?” tanya Pangeran Felix mengundang rasa penasaran didalam diri Putri Moerae.
“Hmm, aku penasaran Felix, tapi aku tidak suka acara kerajaan, apa tak bisa aku datang ke sana tanpa agenda kerajaan?" tanya Putri Moerae sambil mengendus kesal.
“Nikmati takdir mu sebagai Putri.”
“Ya akan ku coba untuk menikmatinya dan akan ku pastikan untuk memohon agar tidak dilahirkan sebagai Putri lagi di kehidupan yang akan datang,” balas Putri Moerae dengan nada yang menggebu-gebu.
“Lalu kau ingin menjadi apa? Menjadi b***k?” tanya Pangeran Felix asal.
“Felix!” pekik Putri Moerae sambil menatap tajam pada calon Raja Ethiopia tersebut.
Felix tertawa pelan, “Maafkan aku, aku hanya bercanda," ujar Felix sambil mencoba mengehentikan tawanya.
“Permintaan maaf diterima."
“Terima kasih Putri yang baik hati. Sekarang kembali lah ke kamar mu, istirahat yang benar dan jangan berfikir untuk kabur!” ujar Pangeran Felix dengan jelas.
“Baiklah Felix, Raja sudah memperingati ku hal tersebut.” Ujar Putri Moerae malas.
“Dan kau selalu mengabaikan perintah Raja mu itu.” Ujar Pangeran Felix membuat Putri Moerae mendelik tajam padanya.
“Berhenti menyindirku!” kesal Putri Moerae.
“Dasar Putri pemarah.”
“Yang penting aku adalah Putri yang cantik.” Ujar Putri Moerae dengan sangat percaya diri.
“Ya harus ku akui kau Putri yang sangat cantik," ujar Pangeran Felix sambil menatap setiap lekuk wajah Putri Moerae yang sedang tersenyum manis kearahnya. “Bahkan tidak ada satupun di dunia ini yang bisa mengalahkan kecantikan mu,” sambung Pangeran Felix jujur.
“Terimakasih atas pujian mu itu, tapi bagiku kau hanya putra mahkota yang jelek," ujar Putri Moerae tersenyum jahil pada Pangeran Felix.
“Kau beruntung lahir menjadi Putra mahkota walaupun wajah mu biasa saja bahkan jelek.” Sambung Putri Moerae.
“Moerae! Apa kau ingin ku hukum?!” tanya Pangeran Felix dengan nada kesal.
“Tentu saja tidak putra mahkota,” jawab Putri Moerae dengan nada yang dibuat-buat membuat Pangeran Felix kesal padanya.
“Berhenti memanggilku jelek kalau begitu.” Ujar Pangeran Felix.
“Baik putra mahkota.” ujar Putri Moerae berusaha menahan tawanya.
“Jangan tertawa!” perintah Pangeran Felix.
“Aku bahkan belum tertawa Felix," sahut Putri Moerae sambil menatap Pangeran Felix datar.
“Aku tau kau akan tertawa!”
“Baiklah aku tidak akan tertawa dan aku akan kembali ke kamar ku," ujar Putri Moerae sambil mengambil ancang-ancang untuk pergi. “ Sampai jumpa nanti Felix," lanjut Putri Moerae ramah.
Pangeran Felix bergumam pelan sambil menganggukkan kepalanya.
“Ohh ya Felix," panggil Putri Moerae setelah berjalan beberapa langkah dari tempatnya sebelumnya.
“Apa lagi Moerae?”
“Ohh ku pikir kau sudah tidak bisa bicara tadi. Sebab kau hanya bergumam saat menjawab ku," ujar Putri Moerae dengan nada dan tatapan mata yang sangat polos.
“Moerae sebaiknya kau ke kamar mu sebelum aku benar-benar menghukum mu.” Ucap Pangeran Felix sambil menatap tajam Putri Moerae.
“Baik lah Felix,” ujar Putri Moerae sambil terkekeh. “Aku pergi dulu," pamit Putri Moerae.
“Yaa Moerae.”
Putri Moerae kembali melanjutkan langkahnya menuju kamarnya.
===
==
=
Di kamarnya, Putri Moerae sedang duduk sambil memikirkan tentang acara yang akan dihadirinya di Aston dan juga bagaimana bentuk kerajaan Aston. Selama hidupnya, Putri Moerae tak pernah pergi berkunjung ke kerajaan lain, dia hanya bisa menghabiskan waktunya di Bumi.
“Lusinta.” Panggil Putri Moerae sembari menatap Lusinta yang tengah mempersiapkan barang-barangnya.
“Iya Putri.”
“Apa kau pernah mendengar tentang kerajaan Aston?" tanya Putri Moerae.
“Hmm. Aku mengetahui sedikit mengenai tentang kerajaan Aston Putri.” ujar Lusinta sedikit ragu.
“Apa itu?” tanya Putri Moerae bersemangat.
“Aku pernah mendengar bahwa kerajaan Aston memiliki pemandangan yang sangat bagus dan ku dengar ada banyak kuda di sana.” Ujar Lusinta menjelaskan apa yang diketahuinya.
Mata Putri Moerae terbelalak lebar, “Benarkah?" tanya Putri Moerae bersemangat.
"Aku tidak tau pasti, tapi yang kudengar dari para dayang yang sudah pernah berkunjung ke sana seperti itu," jawab Lusinta.
"Hmm, sepertinya Kerajaan Aston punya banyak hal menarik, haruskah aku ke Aston untuk melihatnya?” tanya Putri Moerae lagi nada yang sangat bersemangat.
“Maaf Putri saya tidak tau harus menjawab apa..” ujar Lusinta menyesal.
Putri Moerae hanya menganggukkan kepalanya mengerti. Lagipula dia tidak berharap jawaban atas pertanyaan itu, karena jawabannya sudah pasti, dia harus datang ke kerajaan itu meski dia tak penasaran akan kerajaan itu.
“Terus apalagi yang kau ketahui Lusinta?” tanya Putri Moerae lagi.
“Aku juga pernah mendengar jika putra mahkota Aston memiliki wajah yang sangat tampan.”
“Apa dia lebih tampan dari putra mahkota Felix?” tanya Putri Moerae.
Lusinta menggelengkan kepalanya intens. “Maaf Putri saya belum pernah melihat wajahnya langsung," ujar Lusinta lagi.
“Lusinta berhentilah minta maaf padaku, aku benar-benar lelah mendengar mu mengucapkan kata maaf saat kau tidak salah.” Ujar Putri Moerae jengah.
“Maaf Putri.” Ujar Lusinta lagi.
“Haaaa! Kau sangat menyebalkan Lusinta.” Kesal Putri Moerae.
“Ma---
“Berhenti minta maaf Lusinta, sebelum aku marah..” potong Putri Moerae benar-benar kesal.
“Baik Putri..”
“Berhenti lah marah pada Lusinta, apa kau tidak bosan memarahinya Moerae?” tanya seorang wanita yang masuk ke dalam kamar Putri Moerae tanpa permisi. Wanita itu adalah Fiona, Putri Fiona, saudara Putri Moerae.
“Fiona?”
“Hai Putri pemarah..” sapa Putri Fiona sambil melambaikan tangannya pada Putri Moerae yang sedang menatap dirinya.
“Berhentilah mengejekku Fiona!" Kesal Putri Moerae.
Putri Fiona menganggukkan kepalanya. “Kudengar kau akan ke Aston untuk acara kerajaan?” tanya Putri Fiona sambil mendudukkan tubuhnya di sebelah Putri Moerae.
“Hmm benar, dan aku sangat membenci hal itu sekarang," ujar Putri Moerae dengan wajah kesal. “Kenapa tidak kau saja yang pergi Fiona?” tanya Putri Moerae dengan wajah berharap.
“Karna aku seorang Putri yang sudah memiliki pendamping, aku tak boleh datang ke acara itu dan membuat Putra Mahkota Aston terpesona padaku,” ujar Putri Fiona sambil mengelus rambut panjang putri Moerae.
“Apa maksud mu?” tanya Putri Moerae dengan kedua alis yang menyatu.
“Acara ulang tahun Putri helena hanya bualan semata. Acara sebenarnya adalah mencari jodoh yang pantas untuk putra mahkota Aston.” terang Putri Fiona.
Putri Moerae diam mendengarkan penjelasan Putri Fiona. “Kudengar rumornya dia sedang bersama bangsawan kelas dua.” Sambung Putri Fiona.
“Jadi maksud mu-----
“Yaa, dan ku yakin Raja mu sangat ingin besanan dengan kerajaan Aston. Maka dari itu dia meminta mu untuk kembali dan memaksa mu untuk ikut acara itu," ujar Putri Fiona menjelaskan kenyataan yang terjadi pada Putri Moerae.
“Aku tidak ingin Fiona, kerajaan bukan tempat ku," ujar Putri Moerae dengan wajah sedih dan bibir yang maju seperti bebek.
“Terima nasibmu Moerae, bagaimana pun kau adalah seorang Putri dan seorang Putri tempatnya adalah istana dan kerajaan," Ujar Putri Fiona yang tidak menerima keluhan tentang ketidakmauan Putri Moerae.
“Fiona tolong aku,” pinta Putri Moerae memelas.
“Tentu Moerae,” balas Putri Fiona sambil tersenyum lebar.
Putri Moerae menatap Putri Fiona dengan senyum lebar.
“Aku akan menolong mu memilih gaun yang bagus untuk kau kenakan pada pesta tersebut.” Ujar Putri Fiona setelahnya.
Senyum lebar yang sebelumnya sempat terbit di bibir merah Putri Moerae redup, tatapan berbinar yang ditujukan untuk Putri Fiona mendadak berubah menjadi datar.
“Bukan itu permintaan tolong itu yang ku maksud Fiona!” kesal Putri Moerae.
“Bukan itu? Kalau begitu aku hanya bisa bantu berdoa, supaya putra mahkota Aston tidak suka pada Putri pemarah seperti mu,” ujar Putri Fiona menambah kekesalan Putri Moerae padanya.
“Aku tidak pemarah," sergah Putri Moerae.
“Yaa aku tau kau memang hobi marah-marah.” Ujar Putri Fiona tanpa perduli wajah kesal Putri Moerae.
“Kau sangat menyebalkan Fiona.” Kesal Putri Moerae untuk yang kesekian kalinya.
“Aku yakin bukan hanya aku yang kau sebut menyebalkan hari ini.” Tebak Putri Fiona tepat sasaran.
“Kau benar-benar menyebalkan.” Cerca Putri Fiona lagi.
“Ya aku tau.” Aku Putri Fiona sambil menganggukkan kepalanya membuat Putri Moerae semakin dan semakin kesal pada Putri Fiona.
“Keluarlah Fiona jika kau hanya ingin membuatku kesal.” Usir Putri Moerae sambil mendorong tubuh Putri Fiona.
“Berhenti mengusirku Moerae.”
Putri Moerae hanya mengendus kesal melihat Putri Fiona yang masih bertahan di tempatnya dengan senyum lebar yang sangat tidak berprikemanusiaan itu.
“Kau tau fiona, Raja memintaku untuk istirahat. Jika kau terus membuatku kesal akan ku adukan kau pada Raja dan membiarkan mu dihukum.” Ujar Putri Moerae dengan nada dan wajah yang mengancam.
“Baiklah baiklah. Istirahat lah dengan benar, bukan hanya ayah, aku juga ingin kau yang dipilih untuk menjadi pendamping Putra mahkota Aston.” Ujar Putri Fiona sambil berdiri dari duduknya dan hendak pergi dari kamar Putri Moerae.
“Fiona!!!” pekik Putri Moerae membuat Putri Fiona pergi dengan tertawa puas.
“Apa kesalahan yang ku perbuat di kehidupan sebelumnya? Mengapa aku harus terkurung di tempat yang penuh dengan orang menyebalkan seperti ini!” cerca Putri Moerae.
“Putri.” Panggil Lusinta menegur Putri Moerae atas ucapannya yang bisa dibilang tidak pantas untuk seorang Putri seperti Putri Moerae.
“Aku hanya sedang mengerutui keluarga ku, Lusinta.” Kesal Putri Moerae.
“Maaf Putri tapi--
“Ya ya ya. Aku tau yang ingin kau ucapkan dan kau juga sama saja seperti mereka, sama-sama menyebalkan," potong Putri Moerae dengan kesal.
“Maaf Putri,” ujar Lusinta membuat Putri Moerae semakin naik darah.
Putri Moerae membaringkan tubuhnya dan menarik selimutnya sampai menutupi seluruh badannya. Begitu lah Putri bungsu kerajaan Ethiopia selalu marah-marah karna hal remeh dan akhirnya selalu dia yang kesal.
Bersambung