15. Sakit Banget

1918 Kata

Terdengar sebuah ketukan dari pintu kamar apartemen yang sering aku pakai jika menginap di apartemen kak Dastan. Saat ketukan ketiga baru aku tahu jika mbak Kiara lah orang di balik pintu. Aku pun bangkit dari tempat tidur lalu melangkah gontai membuka pintu. "Ya Mbak?" tanyaku saat kepalaku muncul sebagian di balik pintu. "Makan yuk. Udah siap tuh." Mbak Kiara menunjuk meja makan dengan dagunya. "Nanti aja deh Mbak. Aku belum lapar." "Kamu belum makan pasti dari pagi tadi. Ayo, sebelum Kakak kamu yang nyeret ke meja makan." Mbak Kiara menarik pelan tanganku. Aku pun menurut. Di meja makan kak Dastan sudah siap dengan piring makan kosong di hadapannya. Mbak Kiara dengan sabar meladeni suaminya itu. Sudut bibirku sedikit terangkat melihat keharmonisan keluarga kecil ini. Mbak Kiara

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN