Beauty Privilege

2999 Kata

Humaira yang tadi mengerucutkan bibirnya karena sebal ditertawakan langsung berbinar begitu disodorkan martabak telur kesukaannya. Andros tersenyum kecil. Ia biarkan saja Humaira melahap martabak di depan mata itu. Harusnya jangan begitu karena pasti tak akan bersisa. Gadis itu memang rakus kalau urusannya martabak telur. Apalagi kalau gratis. Hahaha. Jika tadi siang, Andros mencari Humaira dengan niat untuk menagih jawaban, kalau sekarang? Niat itu sudah buyar gara-gara rapat perdana dengan timsesnya. Ketika ia menyebut kalau mungkin Humaira akan bergabung dengan timsesnya, salah satu anggotanya mengatakan kalau.... "Lah? Dengar-dengar si Maira gabung sama tim sebelah, Dros!" Gara-gara hal itu lah ia semakin yakin untuk datang ke sini. Niat hati memang tak lagi menagih jawaban tapi ad

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN