Perasaan cemburu yang pernah berkecamuk memang sudah tuntas. Meski yaa tak tuntas-tuntas amat. Namun setidaknya, melihat Agha yang agak menghindari Shiren, memberikan sedikit harapan pada Masayu yang memang sangat berharap kalau perasaannya akan dibalas. Mereka kembali berdiskusi sore ini. Humaira sudah mengirim daftar lokasi kampanye, materinya dan lainnya pada Masayu dan juga Agha. Sayangnya..... "Maira mana?" Masayu heran. Biasanya gadis itu sudah datang. Tak pernah terlambat. Selalu ada ketika hendak dibutuhkan. Baru saja Bani hendak menjawab, sudah dipotong lebih dulu oleh Agha. "Ada bokapnya katanya." Aaaah. Masayu mengangguk-angguk. "Dari Jogja ya?" Agha mengangguk. Mereka duduk lesehan sore ini. Memanfaatkan stadion kampus. Banyak orang yang olahraga di belakang sana tapi t