Gelisah. Galau. Bimbang. Dilema luar biasa. Ia sudah berusaha menelepon Shiren. Ingin tahu gadis itu berada di mana. Apakah aman-aman saja? Tapi karena selama hampir sepuluh kali menelepon, gadis itu tak kunjung mengangkatnya, ia akhirnya beranjak juga dari tempat tidurnya. Kemudian bergerak mengambil jaketnya, dompet, ponsel, dan juga kunci mobil. Tak lama ia keluar, meski ini sudah hampir jam sebelas malam. Entah ke mana ia akan mencari Shiren. Ia juga tak tahu. Tak punya gambaran pula. Suasana rumahnya tentu saja sepi. Ketika ia keluar dari kamar, tak satupun anggota keluarganya terlihat. Ia berjalan pelan menuju pintu rumah yang tentu saja terkunci. Tapi ia tak keluar dari pintu depan, melainkan dari pintu samping yang terhubung langsung dengan garasi rumah. Mobilnya datang paling te