Agha! Kita tunggu di tempat biasa! Ia baru membaca pesan itu usai berwudhu. Sejujurnya, ia tak sengaja tertidur usai kuliah tadi. Niat hati hanya ingin mengademkan diri di masjid kampus eeh malah bablas. Ia setengah berlari menuju ruang kecil di sudut gedung fakultas. Ada mushola yang kerap tak terlihat di sana. Kemudian ia mengetuk pintu. Bani, Masayu, dan Indra sudah sibuk di depan laptop. Mengejar pemberkasan. Membantu mengoreksi esai milik Agha dan juga grand design untuk persyaratan menjadi ketua BEM. Ini jelas bukan persoalan main-main. Agha sudah lembur cukup lama untuk mengerjakan itu sekaligus beberapa kali merevisinya. "Buruan!" Masayu menyuruhnya masuk. Agha menutup mulut, masih sempat menguap. Ini memang jam enak untuk tidur. Lalu ia bergabung dengan teman-temannya. "Amri