"Chel, Rachel. Buka pintunya Sayang!" Panggil Rasti seraya mengetuk pintu kamar putrinya beberapa kali. Ceklek. Tak lama kemudian pintu kamar berwarna merah jambu itu terbuka. Menampilkan kondisi si pemilik kamar dengan wajah kusam dan masam. Gadis itu juga terlihat letih dan lesu, kelihatannya ia begitu lelah. "Iya, Ma. Ada apa?" tanya Rachel dengan suara yang lemah, seperti kurang makan. "Lho kok penampilan putri Mama kayak gini? Ini sudah jam berapa Nak? Kok belum juga turun untuk makan. Kami semua sudah lama menunggumu." "Ah, iya ya. Sudah jam tujuh malam." Rachel menoleh dan melihat ke arah jam dindingnya yang sudah menunjukkan pukul tujuh malam lebih beberapa menit. "Cepat basuh mukamu. Mari kita segera turun untuk makan," ucap Rasti dengan lembut dan disertai senyuman. "M