Rachel membasuh wajahnya beberapa kali dengan air yang mengalir dari keran wastafel. Udara tak begitu panas, tetapi rasanya seluruh hawa panas menjalari seluruh tubuhnya. Ia begitu marah, sampai rasa panas terasa ke ubun-ubunnya. Ia mengingat kembali ucapan maaf dari kedua sahabatnya. Rasanya menyakitkan untuk memaafkan mereka berdua. Mereka telah membuangnya begitu saja tanpa tahu rasa sakit yang ia rasakan. Lantas mereka begitu mudahnya minta maaf padanya. Ia belum sepenuhnya melupakan apa yang telah mereka lakukan padanya. Entah bagaimana perasaan gadis itu saat ini. Kacau, mungkin itu yang tergambar. Ceklek. Seorang gadis memasuki toilet membuat Rachel menoleh. Membuyarkan ingatannya tentang Erina dan Vita. Shena, ternyata gadis itu pergi ke toilet sendirian. Gadis sumber dari ma