Di dalam kamar yang mereka tempati, Gava dan Heartsa sibuk mengemasi barang-barang, terutama hadiah yang dibawa oleh tamu undangan. Suasana terasa sunyi; hanya ada bunyi gesekan koper dan kerutan plastik pembungkus kado yang terurai. Sejak tadi, Heartsa tampak diam, tak ada obrolan atau candaan seperti biasanya—hanya percakapan seperlunya. Gava melirik Heartsa beberapa kali, berusaha mencari kesempatan untuk berbicara, tapi ia tahu istrinya sedang tak ingin diganggu. Ia mendekati koper yang sedang dirapikan oleh Heartsa dan, dengan suara hati-hati, bertanya, “Diam banget.” Heartsa hanya mengangkat bahu acuh dan meneruskan kegiatannya, tanpa menatapnya. “Diam gimana? Namanya juga lagi sibuk, udah semua masuk belum jangan ada yang ketinggalan.” “Udah semua, beres,” jawab Gava sambil menga