29 Kiss?

1246 Kata

Heartsa berjalan cepat, mendahului Gava sambil melepaskan genggaman tangan suaminya. “Nyebelin!” gumamnya, nada kesal bercampur rasa bersalah. Sebenarnya, hatinya tidak tenang. Melihat Gava penuh lebam seperti itu, dia tidak bisa berhenti menyalahkan dirinya sendiri. Pikirannya penuh kekhawatiran, terutama saat membayangkan apa yang akan dikatakan ibu dan ayah Gava melihat kondisi anak mereka yang baru dua hari menjadi suami. Gava tersenyum, lalu menyusul Heartsa dan memeluknya dari belakang sebelum dia sempat menempelkan kartu akses untuk masuk ke kamar. Dengan nada menggoda, dia berkata, “Siapa yang sakit, siapa yang marah?” Heartsa merasa terkejut, namun di dalam hatinya, pelukan itu memberi rasa hangat yang menenangkan. Dia menoleh sedikit, melihat senyum Gava meskipun wajahnya p

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN