Danita berdiri di depan meja kerja Fazran yang kini sedang menatapnya. Bos besarnya itu ternyata sudah tahu kalau dirinya meminta bantuan pada Naya untuk bertemu. Seketika juga Danita ingin menyumpah serapahi temannya itu tapi dia juga merasa terbantu. “Kamu ingin bertanya soal Yudit?” tanya Fazran pada Danita yang tetap berdiri padahal ada kursi yang tersedia. “I-iya, Pak.” Jawab Danita dengan gugup. Fazran tidak segera membalas, dia malah kemudian bangkit dari kursinya berjalan keluar dari area kebesarannya itu. Dia kini berdiri berhadapan dengan Danita dengan jarak sekitar 2 meter. “Ada apa? Apa kamu ada keperluan penting dengannya?” tanya Fazran lagi. Ditanya ada keperluan atau tidak membuat Danita bingung. Karena benar juga, memangnya kenapa dia harus bertanya soal Yudit kalau di