Kyomi duduk di samping Bara mereka akan pulang ke rumah orang tua Kyomi. Bara tidak mau lama-lama meminjam anak gadis orang, yang akan membuat dirinya di cap sebagai lelaki tak bertanggung jawab nantinya. Dia mau membalikkan Kyomi dalam keadaan utuh dan sangat sehat sekali.
“Kyomi, kamu tahu kalau aku itu impoten. Kamu tahu aku menikah tiga kali dan cerai tiga kali itu, aku mau memiliki anak dan aku mau menjadi pria normal! Aku tidak akan pernah selingkuh dari kamu Kyomi, karena aku tahu kalau diselingkuhi itu sangat menyakitkan sekali, aku mau pernikahan ini menjadi pernikahan terakhirku. Aku menjadi suami pertama dan terakhir untuk kamu. Jangan bahas tentang suami kamu yang puluhan itu dulu! Kita sedang membahas tentang hidup nyata bukan tentang halu.” Ucap Bara.
Kyomi mendengar apa yang dikatakan oleh Om Bara mengerjapkan matanya beberapa kali. Lalu dia menatap pada mata Om Bara. “Om, kalau Kyomi ini matre. Tapi Kyomi bukan hanya mau uang Om saja kok. Kyomi serius untuk menjalin hubungan yang serius dengan Om. Kyomi hanya mau menikah sekali seumur hidup. Kalau Om Bara nanti khianatin pernikahan ini, pergi bersama yang lain. Kayaknya Kyomi tidak akan pernah menikah lagi. Om Bara itu sudah dipercaya oleh orang tua Kyomi untuk menjaga Kyomi, jangan pernah untuk mengkhianati kepercayaan orang tua Kyomi,” ucap Kyomi menatap pada Bara.
Bara mengangguk, “iya, saya akan menjaga kepercayaan orang tua kamu Kyomi. Saya juga hanya mau menikah terakhir ini lagi. Kalau saya masih belum normal, saya tidak akan pernah untuk mengharapkan untuk sembuh. Kamu mau pergi bersama lelaki lain nantinya, juga silakan. Saya tidak akan melarang Kyomi. Karena saya tahu kau dan orang tuamu juga mengharapkan anak kecil.” Ucap Bara, dia tidak akan marah nantinya pada Kyomi kalau gadis itu mau pergi dalam hidupnya.
Kyomi menatap pada Om Bara yang kelihatan tersenyum sendu dengan apa yang dikatakan oleh dirinya. Kyomi menggenggam tangan lelaki itu, membuat Bara menatap pada tangannya yang digenggam oleh Kyomi tersenyum manis.
“Om nggak perlu sedih galau gunda merana atau semacamnya. Serahkan pada Kyomi. Kyomi yakin kalau Om itu bakalan jadi pria normal dan berhasil untuk menghamili Kyomi nantinya. Kyomi akan hamil anak Om Bara nanti. Percaya sama Kyomi, Oke?” ucap Kyomi diangguki oleh Bara.
Pria itu juga penasaran dengan apa yang akan dilakukan oleh Kyomi nantinya, agar dia menjadi lelaki normal dan bisa membuat Kyomi hamil. “Gimana-
“Kita belum sah Om! Jangan tanya gimana caranya, nanti kalau Kyomi bilang, apa yang akan Kyomi lakukan untuk buat Om menjadi lelaki normal, malah nanti Om menjadi terkejut dan bisa kena serangan jantung! Tapi jangan kena serangan jantung dulu Om. Kyomi nggak mau Om kena serangan jantung!” ucap Kyomi tertawa kecil.
Bara mendengar apa yang dikatakan oleh Kyomi mengaruk pelipisnya. “Kamu doain saya punya penyakit jantung?” tanya Bara pada Kyomi.
Kyomu menggeleng. “Nggak mau! Nanti Kyomi malah menjadi janda muda. Tapi nggak papa kalau Kyomi jadi janda muda, asalkan semua harta Om itu jadi milik Kyomi.” Ucap Kyomi tertawa kecil.
Bara mendengarnya menghela napasnya kasar. “Kamu ini. Sudah. Ayo turun! Nanti Papa dan Mama kamu samperin kita ke sini. Soalnya dari tadi kita nggak ada keluar dari dalam mobil,” ucap Bara turun dari dalam mobil lebih dulu. Bara membuka pintu mobil untuk Kyomi.
Kyomi berlari keluar dari dalam mobil. “EOMMA! APPA! ANAKMU PULANG! EOMMA! APPA! KEMANA KALIAN! HAYO! DIMANA KALIAN?!” Teriak Kyomi masuk ke dalam rumahnya setelah membuka pintu rumah yang tidak terkunci.
“Berisik! Kami sudah tahu kalau kamu sudah pulang dari satu jam yang lalu. Itu kamu di dalam mobil ngapain aja sama Bara?” tanya Megi menatap pada putrinya.
Kyomi mendengar pertanyaan dari ibunya tersenyum jenaka. “Ih! Eomma kepo! Nggak perlu tahu urusan anak muda sama Om duda.” Jawab Kyomio menatap pada Bara yang sudah masuk ke dalam rumah dan menyapa ayah Kyomi dengan sopan.
Aduh! Calon mantu idaman sekali. Mana sangat kaya raya sekali bukan?
“Mama Papa. Katanya orang tua Om Bara mau datang ke sini besok malam. Kita harus masak yang enak, tadi di sana itu Ahjumma masak yang enak, ini Kyomi bawa nasi gorengnya pulang. Dan Kyomi mau makan nasi gorengnya lagi. Mama dan Papa jangan minta. Kyomi nggak bakal kasih!” ucap Kyomi berlalu ke dapur.
Rahadian dan Megi menatap pada Bara yang duduk di sofa. Pria itu tersenyum sopan. “Benar kalau Bapak mau ajak orang tua Bapak ke sini besok malam?” tanya Rahadian, atasannya ini tidak pernah berkata apapun padanya, tentang orang tua atasannya yang akan ke sini untuk membicarakan pernikahan Kyomi dengan pria itu.
“Iya, saya akan membawa orang tua saya ke sini. Pak Rahadian tidak usah panggil saya Bapak lagi. Panggil nama saja. Nanti di perusahaan, saya akan menaikkan jabatan Bapak. Saya mau Bapak tidak di cemooh oleh karyawan di sana, karena Bapak sudah menjadi mertua saya, malah jabatan di perusahaan saya masih biasa saja.” ucap Bara.
“Tidak usah. Saya mau berhenti juga dari perusahaan. Saya dan istri saya mau buka usaha saja. Toko roti milik istri saya yang ada di tengah kota mau saya buat jadi besar. Toko roti itu lumayan besar. Kyomi kami sudah kami percayakan pada Nak B ara. Kami harap jangan sakiti Kyomi, kalau sudah lelah dan bosan pada Kyomi balikkan pada kami secara baik-baik,” ucap Rahadian, tidak mau anaknya nanti tersakiti dan dibuat menderita.
“Saya tidak akan bosan padanya. Lihat saja kelakuan unik dari Kyomi, sangat luar biasa lucu sekali. Buat saya tertawa dengan apa yang dilakukan olehnya.” Ucap Bara tertawa kecil.
Rahadian mendengar apa yang dikatakan oleh Bara mengangguk, memang anaknya itu lucu dan sifatnya sangat unik sekali. Tapi dia sering pusing dengan apa yang dilakukan oleh Kyomi yang membuat kepalanya sakit. Tapi kalau Kyomi tidak di rumah dia merasa kehilangan, sebentar lagi anaknya akan menjadin milik orang lain, yang pastinya dia akan rindu dengan kelakuan anaknya itu.
Rahadian pasti akan sering berkunjung ke rumah Kyomi dan Bara. Hanya mau melihat anaknya itu, dan melihat bagaimana ocehan anaknya.
“Ya, dia memang unik sekali. Jaga dia dengan baik,” ucap Rahadian matanya sudah berkaca.
Megi mengusap pundak suaminya. “Jangan nangis Pa. nanti ditertawakan sama Kyomi kalau Papa nangis,” ucap Megi diangguki oleh Rahadian. Dia tidak akan menangis. Dia tidak mau putrinya nanti mengatakan dirinya cengeng.